Quantcast
Channel: MISCELLANEOUS - A Lifestyle Blog
Viewing all 434 articles
Browse latest View live

Solusi Mendatangkan Income melalui CNI Affiliate Program. Mau?

$
0
0


Siapa pun pasti tahu dan sangat familiar akan sebuah usaha Multi Level Marketing  PT Cintra Nusa Insan Cemerlang atau yang lebih terkenal dengan CNI. Sebuah usaha yang lahir belasan tahun yang lalu. Aku pernah menyukai produknya, tapi tidak pernah berminat menjadi anggota CNI, sehingga setiap stok habis aku membelinya melalui seorang teman yang memang menjalankan bisnis CNI ini melalui sistim MLM.  Produk yang aku suka CNI Ester-C, yang bisa disamakan dengan Vitamin C.

Jika membicarakan income yang bisa dihasilkan melalui blog yang kita miliki, sebenarnya aku sangat iri (iri yang positip dan memberikan semangat untuk bergerak maju) kepada banyak rekan blogger yang sudah lebih dahulu mampu memanfaatkan blognya untuk mendatangkan income. Aku terkadang jadi penasaran dan bertanya pada diri: "Kalau mereka bisa, kenapa aku gak?" Aku terlecut oleh semangatku sendiri.



Ada pribahasa yang mengatakan untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Suatu ketika, aku sebagai member Grup Fun Blogging mengikuti lomba menulis dan, ahamdulillah, namaku ada di antara nama para pemenang. Hadiahnya? Tentu saja mengejutkan. Aku mendapat hadiah berupa tawaran menjalankan  CNI affiliate program.  Kenapa gak, pikirku. Kesempatan baik tidak akan datang dua kali.


CNI yang aku kenal belasan tahun yang lalu, kini tampil dengan gaya dan sistim baru untuk memudahkan para pencinta produk CNI ikut menjalankan bisnis yang menarik ini. Kemudahan untuk bergabung dalam bisnis CNI melalui Gerai CNI, yang disebut  CNI Affiliate Program, di mana setiap peminat dapat menjalankan bisnis ini tanpa harus bersusah payah. Bisa dikerjakan dan dijalankan melalui online sambil duduk manis ditemani secangkir kopi ginseng produk CNI.

Cara pembayaran dalam bertransaksi untuk membeli produk CNI pun sangat mudah melalui bank-bank yang tertera di atas.



Beragam jenis produk CNI berikut hanya beberapa contoh saja dari sekian ribu variant yang tersedia di CNI.


Untuk kesegaran di kala terik matahari memancar, maka meneguk Honey Lemon Tea adalah sebuah kesejukan yang tiada tara nikmatnya.

Bukan sekedar pujian kosong, tapi kenyataannya Honey Lemon Tea ini rasanya jauh melebihi kenikmatan yang kita dapatkan di resto besar sekali pun, lho! Sample yang aku terima dengan cepat dibuka oleh cucu tercinta, ternyata tidak puas dengan satu sachet tapi dua sachet sekaligus dalam satu gelas besar.

Tanpa berpanjang kata, yuk, segera daftar menjadi anggota CNI dan mulai jalankan CNI Affiliate Program ini.

Demikian mudahnya untuk terjun menjadi bagian dari CNI, apalagi bagi blogger dapat memanfaatkan blog masing-masing dengan memasang banner CNI Affiliate di blog, membuat link, kemudian bisa langsung menjalankan bisnis CNI.

Apabila ada Customer(s) yang mengklik banner yang ada di blog kita dan lanjut mengadakan transaksi pembelian, maka sebagai pemilik blog, kita akan mendapat keuntungan, yang disebut dengan istilah PPC (Pay Per Click). Karena kita sudah memiliki kode identifikasi di CNI, maka setiap transaksi seperti ini terjadi, tidak akan luput dari pantauan sistim CNI, dalam arti, kita akan mendapat komisi. Asyik, kan?



Last but not least, yang dibawah ini adalah dambaan para Ibu-Ibu.




Memperkaya Kosakata dengan Membaca

$
0
0
Sebuah artikel menurutku tidak ada yang kedaluarsa, bahkan akan menjadi sesuatu yang klasik, hehe...Jadi, apa pun komentar readers tentang artikel yang seharusnya aku muat di blog sebulan yang lalu ini, aku tak akan ambil pusing. Yang penting sekarang aku harus memuatnya di blog, bukan saja untuk meng-update blog, tetapi akan aku jadikan sebagai sebuah senjata untuk membangkitkan semangatku untuk menulis.

Betapa tidak, 4 orang Penulis muda yang hadir di acara dalam peringatan 4th BBI's Birthday Party, Sabtu, 25 April 2015, sangat membuat aku iri akan bakat yang mereka miliki. Tema yang diusung From Bloggers to Writers  ditampilkan dalam sebuah Talk-Show. Tanya-jawab antar blogger(s) yang hadir dan para penulis menjadikan acara ini tidak menimbulkan rasa kantuk.


Penampilan empat orang Penulis Muda, members Goodreads ini cukup mengagumkan, karena di usia muda, masing-masing telah berhasil

Penulis-penulis muda berbakat yang telah membuat aku kagum adalah:

Petronela Putri, pengarang "Bingkai Memori"
http://petronelaputribooks.wordpress.com
Genre: Fiction, Romance, Thriller

Jenny Thalia Faurine, pengarang "Unplanned Love"
http://jennythaliaf.com
Genre: Chicklit, Romance, Young Adut

Ahmad Alkadri, pengarang "Spora"
http://www.wattpad.com/AAlkadri
Genre: Science fiction, Fantasi, Horror

Special Guest Rhein Fathia, pengarang "Gloomy Gift"
http://www.rheinfathia.com
Genre: Romance, Suspense

Mendengar penuturan mereka satu persatu --  kesemuanya merekomendasikan minat membaca kalau ingin menjadi penulis. Hal ini menjadikan diriku terpacu untuk terus belajar menulis. Aku harus menekan kendala tidak rajin membaca. Membaca adalah jalan menuju tujuan utama para penulis, yaitu menjadi penulis yang baik, karena kita bisa memperkaya kosakata dengan membaca. Penguasaan diksi pun menjadi hebat. So, ingin menjadi Penulis? Perbanyak membaca, hilangkah rasa malas, walaupun pastinya semua penulis adakalanya memiliki ini, hehe... Dengan meningkatkan minat membaca, Insya Allah, cita-cita yang terkandung di dalam dada untuk menjadi seorang Penulis akan tercapai.  Tanpa membaca, kepiawaian menulis dipastikan akan lambat sekali berkembang. 

Acara ini dimeriahkan juga dengan games dan kuis plus hadiah-hadiah menarik yang disediakan. Cross kado dengan jumlah minimum Rp. 30,000 juga dijadikan ajang untuk meramaikan acara. Sayang sekali kami tidak hadir sampai acara usai, sehingga cross kado diadakan di depan meja penerima tamu. Tak apa, yang penting sedikit ilmu dari acara ini sudah terserap olehku.


Ini dia hadiah Cross Cadeau yang memberikan tugas baru PR membaca, hehe...
Pemandu Acara Mas Ijul dan Mbak Sekar dari BBI tak kalah serunya mengundang tawa ketika terjadi tanya jawab dan kuis serta games.

Acara ini disponsori oleh:

My Dear Warung Blogger

$
0
0
Sayang,
Izinkan aku bernostalgia mengenangmu. Ketika kau mengenalku sekian tahun yang lalu, aku masih polos sekali, bukan? Aku seringkali banyak bertanya kepadamu, lalu kau mengatakan "Belajar donk, jangan newbie terus," hehe... Kuakui kau memang telah mantap dengan ilmu yang tidak aku kuasai untuk berjuang di dunia online. Betapapun kau tetap memberikan apresiasi untukku, melalui temanmu bersama Grup Tamasya menghadiahkan sebuah lagu berjudul "Untuk Bunda."


Menurutmu, juga teman-temanmu, aktifitasku luar biasa -- dalam usiaku yang sudah 70 tahun masih tetap eksis di dunia maya  bahkan dengan pengalaman big zero tentang SEO, berani-beraninya aku berpartisipasi dalam lomba SEO di Formulabisnis. Hasilnya sudah bisa diduga, aku terpelanting dan terperosok. Tapi aku sama sekali tidak merasa kecewa. Ternyata dari sanalah jalan kau dan teman-temanmu mengenalku. Tulisan seorang Internet Markerter Yusi Setyowati yang membuat postingan tentang aku, berjudul:  "Kisah Nenek 70 Tahun Ikut Kontes Start Dreaming Start Action, September 2009 membawamu mengenalku. Waktu itu namamu belum Warung Blogger.

Tahun 2011 kau membentuk sebuah kubah bersama rekan-rekanmu dengan nama unik Warung Blogger. Ciri khas sebuah cangkir dengan kepulan uap semerbak harum aroma kopi. Kau dan teman-temanmu terus berjalan tanpa henti merawat dan menjaga kubahmu. Aku pun tertarik untuk berada di dalamnya. Entah sudah berapa tahun waktu bergulir, aku tidak pernah memperhatikan pertumbuhanmu. Semula aku menikmatinya, namun seiring dengan kepandaianku di dunia maya, aku menginginkan sesuatu yang lebih. Sesuatu yang tidak hanya sekedar  komunikasi online. Sesuatu yang istimewa disebut KOPDAR. Aku sangat tahu dan mengerti, lokasi yang berpencar, menyebabkan terjadi hubungan  yang dikenal dengan LDR antar anggotamu. Sangat sulit melakukan sebuah komunikasi nyata. Itulah yang membuat aku kurang puas berada di kubahmu.


Kubahmu tidak memberikan tantangan buatku.  Aku pun segera berpaling darimu, tapi bukan berarti aku melupakanmu. Kau tetap kubah pertama yang membuat aku mengerti sedikit demi sedikit tentang arti dunia maya dalam aktifitas perbloggingannya.

Kubahmu kurang menantang, menurutku, tapi mungkin juga bagi anggota yang bergabung dalam kubahmu. Tak ada tatap muka, sehingga dunia maya, tetap saja menjadi dunia maya, walaupun keakraban antar anggota bisa terjalin karena seringnya kami saling berkomunikasi. Tapi tentu saja yang diinginkan adalah lebih dari sekedar sebuah komunikasi online. Lebih dari itu. Keakraban secara nyata antara engkau -- My dear Warung Blogger, dan para anggota yang tersebar di seluruh Indonesia -- harus direalisasikan.


My dear Warung Blogger,
Kalau sebelumnya aku hanya sekali-sekali berkunjung ke rumahmu, itu pun kala aku membutuhkan tempat untuk menebar pesonaku melalui lahanmu. Ironis, ya? Tapi, tahukah kau sejak generasi barumu, yang juga mencintaimu, telah mencurahkan segenap kasih sayangnya padamu, aku ikut bangga. Aku mulai merasakan arti keberadaanku di kubahmu dengan para pemelihara yang telah kau bina secara online. Kedewasaanmu telah terbentuk dengan memberikan kepada generasimu sebuah kepercayan penuh untuk memeliharamu, mengembangkan kubahmu serta mempercantiknya.  Kau ajarkan dan kau beri mereka semangat untuk melakukan sesuatu yang pro-aktif. Mereka mengadakan acara yang selama ini aku damba, sebuah KOPDAR. Kali pertama aku hadir di acaramu tanggal 24 Januari 2015, bertajuk Kopi Susu Warung Blogger telah berhasil menggaet beberapa sponsor. Venue acara ini di sebuah Kafe di Kuningan, Outback Cafe. Keren, kan? Aku mulai bersemangat lagi untuk tetap berada di kubahmu dan menghadiri acara, tanpa ragu.
 
Dua di antara generasimu yang akan merawat dan menyayangimu, Dzalika dan Evi

Aku juga hadir di antara mereka yang menyayangimu.
My dear Warung Blogger,
Selagi tulang-belulangku masih mampu menumpu tubuhku yang renta ini, aku akan selalu hadir menyaksikan pertumbuhanmu yang luar biasa di tangan para generasimu. Kenapa aku katakan generasimu. Karena mereka memang masih terbilang muda usia dengan semangat baja akan meneruskan perjuanganmu, mengembangkanmu dan menjadikan daya tarikmu membahana.

Tidak berkelebihan aku katakan membahana, karena memang usaha mereka untuk menjadikanmu sesuatu yang awesome telah terbukti. Generasi mudamu ini telah banyak menjalin hubungan dengan pihak ketiga demi memperkenalkanmu, yang memang sudah dikenal, menjadi lebih terkenal.

Baru-baru ini kembali generasimu menggelar sebuah acara Syukuran di usiamu yang ke-4. Acara itu diadakan di wilayah dekat tempat tinggalku, Ciputat, di Saung Ibu yang menyajikan menu "Tomyam Kelapa." Alamat lokasi tetap belum aku temukan. Tapi, bukan Bunda Yati Rachmat namanya kalau sulit menemukan lokasi lantas menyerah dan pulang begitu saja. Aku bertekad harus menemukan tempat acara. Setelah berkepo-ria, sampai juga aku di alamat yang tepat. Ketika menapaki tangga Saung Ibu, aku disambut oleh dua orang pria dan wanita yang masih muda. Ternyata mereka adalah Evi Sri Rejeki dan Sobat Bercahaya, generasi yang akan merawatmu sepenuh cinta.

Pada hari syukuranmu tahun yang ke-4 aku pun menghadirinya.

My dear Warung Blogger,
Itulah ceritaku untukmu yang kini telah berusia empat tahun. Diumpamakan seorang bocah, kau sedang lucu-lucunya. Hati-hati, di tangan generasi mudamu, tidak akan ada kesempatanmu untuk bermanja diri. Mereka akan menggemblengmu. Aku bersama para anggota akan menyaksikan pertumbuhanmu. Insya Allah, kau akan semakin berkibar di tangan mereka. Aamiin, Ya, Robbal'aalamiin.



http://www.warungblogger.org/2015/05/surat-untuk-warung-blogger.html

Words: 750 (Excluding text gambar)


Ber-Selfie-ria untuk Warung Blogger

$
0
0



Aha…akhirnya jadi juga kreasi foto ini untuk diikutsertakan dalam Lomba Foto Selfie WB. Dengan niat untuk meramaikan perhelatan Grup Warung Blogger yang pada tanggal 25 Mei 2015 tepat berusia 4 (empat) tahun. Hape yang aku pakai ini hape baru yang aku sendiri belum paham tentang settngnya, hehe... Foto agar kelam, anggap aja deh ini foto klasik karena yang difoto juga sudah termasuk barang antik.
 
Dengan adanya kesempatan ini, memaksa sebuah keinginan dalam hati untuk merealisasikannya menjadi sebuah percobaan. Tentu saja percobaan untuk berkreasi dengan tools atau cara-cara yang ada bisa di search di Google. Bisa melalui Photofunbox, bisa melalui photofunia. Yang penting kan berusaha untuk berkreasi. Kalau takut unuk mencoba kapan mau bisa? Hehe... Jelas, jemari ini kudu lincah meng-klak sana, meng-klik sini, karena aku  kan seorang yang cuma jago “ngetik” tanpa piawai dengan segala macam sistim yang berkaitan dengan menciptakan sebuah tampilan foto yang menarik. Ada pribahasa yang mengatakan “Alah bisa karena biasa,” iya, kan? 


Nah bagiku,  yang ingin sekali berpartisipasi di ajang ini, apalagi berhubungan erat dengan Hari Jadi sebuah Grup di mana aku adalah salah seorang anggotanya, harus aku coba. Aku ini anggota yang sudah lama terdaftar, namun hanya sekali-sekali  thok mengunjungi  lahannya. Maksudnya aku harus coba berfoto selfie dan menatanya agar menarik, hehe...  Jadi tidak heran, kan, kalau aku begitu nekat untuk ikut acara ini, untuk membuktikan aku tidak pernah melupakannya. Sayang sekali kalau dilewatkan. Sensasinya yang aku suka, terlebih lagi kalau aku terdaftar sebagai salah satu pemenangnya, hehe... Eeeh, who knows. Aku harus bisa mengekspresikan cintaku kepada Grup ini.  

Insya Allah, grup ini akan terus, dan terus berkibar di tangan para generasi muda yang penuh semangat dan dedikasi tinggi.

Walaupun dengan susah payah, aku anggap ini menyenangkan, karena sambil menggali ilmu baru -- menggabungkan beberapa foto dalam satu bingkai, alhasil aku mampu untuk mengekpresikan cinta kepada grup ini melalui tampilan foto-foto yang penuh ekspresi dan kreasi. Jadi mohon kepada rekan-rekan yang berkunjung ke blogku, jangan heran, sekiranya ada hambatan, misalnya ketika membuka blog ini rada lemot. Harap maklum, ya.

Bravo Warung Blogger

Banner WB Selfie Photo Contest 

The First Chicken Ramen Menu at IPPUDO Indonesia

$
0
0
Soure:IPPUDO INA
Prolog
Sejak hari Senin 25 Mei, hatiku dag-dig-dug kayak mau ketemu gebetan aja, hihihii...Masalahnya takut banget pribahasa yang berbunyi: "Maksud Hati Memeluk Gunung, Apa Daya Tangan Tak Sampai" terjadi pada diriku.  Ape pasal ni? Karena menjelang detik-detik hari H untuk menghadiri undanganlaunching chicken ramen menu di IPPUDO Indonesia belum juga dapat partner untuk jalan bareng. Padahal sebelumnya anakku sudah janji akan menemaniku. At the last moment anakku gak bisa datang karena ada kelas Yoga yang tidak bisa ia tinggalkan. So? Haruskah aku ignore aja nih undangan yang bikin hati penasaran -- apa sih "ramen" itu. Oops, no way! I have to attend this IPPUDO's launching -- no matter what.


Teman blogger tidak ada yang tinggal di wilayah Ciputat, tapi seperti kilat menyambar, begitu cepat pikiran tertuju pada someone yang tinggal satu rumah dengan anakku. Aku ajak dia untuk ke acara ini menemaniku. Dia setuju daaan...Yups, aku akan pergi bersamanya. Problem solved -- IPPUDO here we come... Welcome to Jakarta Mr. Hideki Miyazaki (Research and Quality Group Head for Asia & Oceania) and Ms. Yin Ching Ng (Regional Director for IPPUDO in Malaysia, Thailand and Indonesis)

Dok.pribadi

IPPUDO (dibaca: ih-PU-doh) 

Dekorasi dinding IPPUDO yang cantik dan unik. Mas, (siapa ya?) maaf jadi fotomodel dulu ya, hehe...

 Bagi mereka, seperti juga aku, yang belum pernah tahu apa artinya "ramen" tidak ayal lagi Google searching pun dilakukan dan disiniaku dapatkan arti ramen.

Ternyata, ramen adalah masakan mie kuah Jepang.  Orang Jepang juga menyebutnya chuka soba atau shina soba -- dalam bahasa Jepang soba atau o-soba juga berarti mie.
Jadi sebelum berangkat aku sudah bisa membayangkan akan mendapat suguhan olahan mie yang pastinya dengan tampilan yang berbeda dengan mie yang biasa aku santap di rumah, hehehe...

Penuturan Mr Takashi Mikami tentang menu pertama untuk Indonesia, khususnya untuk yang beragama Islam membuat aku berdecak kagum. Kenapa? Karena begitu besar perhatian mereka dan sangat serius untuk menciptakan menu yang cocok dengan selera kaum Muslim.  Dijelaskan lagi tentang semua peralatan makan, termasuk sumpit, juga peralatan masak, sama sekali dipisahkan dalam pemakaiannya dengan segala kitchen utensils yang digunakan untuk mengolah ramen berbahan pork. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang kehalalan menu baru ini. Ditanggung 100% halal.
Mr. Takashi Mikami sedang memperlihatkan mangkuk khas chicken ramen.

Konsumen Indonesia akan dimanjakan dengan hadirnya dua macam menu spesial, yaitu "Chicken Shoyu Ramen" dan "Spicy Chicken Ramen." Kedua macam menu ini launching pada hari, Selasa 26  Mei 2015 bertempat di IPPUDO Indonesia dan resmi akan bisa dinikmati oleh konsumen penikmat chicken ramen.

Regional Director IPPUDO Malaysia, Thailand dan Indonesia, Ms. Ng Yin Ching, mengatakan: "Kami menyajikan lebih dari sekedar semangkuk mie kepada kosumen Indonesia, kami memberi kesempatan bagi konsumen kami untuk mendapatkan pengalaman menikmati ramen yang luar biasa melalui menu andalan kami, serta pelayanan yang ramah dan menyeluruh."


Menu andalan yang dimaksud oleh Ms. Ng Yin Ching tentu saja dua menu istimewa untuk IPPUDO Indonesia yang telah disebutkan di atas. Berbicara mengenai pelayanan, memang benar apa yang dikatakan oleh Ms. Ng Yin Ching, pelayanan cepat dan menyenangkan Waiters dan Waitresses sangat cepat tanggap, cepat bergerak melayani tamu. Ketika kami masuk, dipersilahkan dengan sopan santun sekali untuk mencari tempat duduk. Kemudian baru saja kami duduk sudah datang hidangan berupa Jus Strawberry Fizz disusul dengan appetizer -- yang dihidangkan di atas piring lonjong kecil berwarna putih berisi tiga macam menu appetizer: yang bulat namanya Seared Salmon Roll, yang tengah, yang berdiri dengan gagahnya dikawal dengan sepasang mata udang yang hitam berkilat, hehehe... adalah Spicy Shrimp with Mayo Sauce dan yang paling pinggir namanya Grilled Chicken Bun.


Ini dia Seared Salmon Roll, Spicy Shrimp w/Mayo Sauce dan Grilled Chicken Bun

Setelah menyerusup Berry Fizz, aku siap dengan dua sumpit warna hitam untuk menjepit si mungil yang bulat Seared Salmon Roll, langsung aku antarkan ke mulutku. Rasanya? Amboi, nikmat nian begitu menyentuh alat perasa dalam mulutku...hhhmmm...yummy tak terkira. Kata orang Jawa "Wuenak tenan."Lha koq cuma satu ya, hihihii...keluar deh maruknya. Giliran yang kedua si gagah yang metenteng aku grab dengan jemariku, Spicy Shrimp with Mayo Sauce, karena kepiawaianku tidak mendukung untuk menggunakan sumpit, sementara aku sudah ingin cepat melahap shrimp yang sangat menantang di depanku. Jelas! Sekejab sudah licin tandas tak tersisa. Giliran yang ketiga nih: Grilled Chicken Bun -- tanpa ragu aku gigit seperti menggigit bakpau atau burger.

Waitress yang sabar ini yang membantuku menyebutkan nama-nama makanan pembuka. She is so sweet, asset buat IPPUDO Indonesia bersama dengan Waiters and Waitresses yang lain.

Hidangan pembuka yang begitu nikmat, mengundang ketidaksabaran menunggu menu utamanya, Chicken Ramen. Meredakan rasa ketidaksabaran itu aku berdiri, mondar mandir menjeprat-jepret sesuatu untuk melengkapi postinganku. Sayang sekali aku tidak membidik foto pembawa acara (MC) - the beautiful lady in red, yang ramah, ceria, dan tak segan berkeliling menghampiri tamu-tamu. Tanpa keceriaan pembawa acara, sudah bisa dipastikan akan sunyi senyap suasana launching malam itu. The lady in red mengatakan bahwa ini adalah kali pertama IPPUDO dikunjungi oleh seorang tamu yang sudah berusia lanjut sepertiku. Aku jadi bangga karena usiaku. Sementara acara berjalan, lomba di Instagram tetap juga berlanjut. Acara jadi bertambah meriah ketika diumumkan nama para pemenang yang mendapat hadiah dari IPPUDO., salah satu Pemenangnya, Cikgu Shinta Ries, salah satu Founder Grup Fun Blogging.

Meriahnya suasana launching chicken ramen.

(Atas) Aku diantara Ms.Kartika Putri Mentari, Social Media Officer dan Ms Amanda, Perwakilan IPPUDO Indonesia (Bawah: Salah seorang Founder Fun Blogging, Ms Shinta Ries)
Mengenai menu utama yang ditunggu-tunggu, Mr.Takashi mengatakan, bahwa inspirasinya juga didapatkan dengan mencoba cita rasa mie-goreng Indonesia. Betapa mereka mengadakan survey yang meyakinkan, agar diperoleh rasa yang cocok dengan selera orang Indonesia. IPPUDO Indonesia akan membuat customers sebenar-benarnya menikmati masakan ramen yang lezat luar biasa kala menyentuh lidah warga Indonesia. Ini yang paling utama menjadi perhatian IPPUDO.


Duo Ramen yang dihadirkan di IPPUDO: Chicken Shoyu dan Spicy Chicken.
Adalah Mr. Kawahara, pendiri IPPUDO sejak tahun 1985, yang telah menginspirasi agar IPPUDO bisa menyajikan dua macam menu hidangan chicken ramen pertama untuk Indonesia: Chicken Shoyu Ramen,  -- mie segar yang disajikan dalam kuah kaldu ayam jernih diimbangi dengan bumbu shoyu spesial yang dicampur dengan olahan rebung dan bakso ikan (Narutomaki), sangat cocok untuk mereka yang tidak suka pedas. Tentu saja karena bernama chicken ramen, tak lupa lengkap dengan ayam yang dilembutkan dan dibuat melingkar seperti bolu gulung, rasanya lezat bukan main -- begitu digigit sangat lembut seperti tofu. Splendid!



Chicken ramen pilihanku, Mr.Hideki sedang memberikan info 2 menu baru di IPPUDO, aku yang mulai melahap chicken ramen pilihan nan lezat, Chicken Shoyu Ramen

 Sibuk menyantap masing-masing pilihan -- aku dengan chicken shoyu ramen dan temanku dengan spicy chicken ramen, hheemmm... yummyy...










Yang kedua Spicy Chicken Ramen -- bagi mereka yang menyukai rasa pedas. Rasa pedasnya yang spesial dibuat dari campuran cabe rawit, aneka bumbu pedas dan sambal khusus yang diolah melengkapi kelezatan Spicy Chicken Ramen ini.  Aku memilih ramen yang pertama, karena aku kurang menyukai rasa pedas. Ketika aku mencicipi Spicy Chicken Ramen yang pedas ini, ya ampuun, pedasnya bener-bener cocok buat mereka yang menggilai cabe, hehe.. Bibirku terasa panas ketika mencicipi kuah dari mangkuk teman dudukku. Oops, iya, ada juga sup yang tulang-tulang ayamnya direbus selama 5 (baca: lima) jam, bisa dibayangkan bagaimana lezat kaldu supnya.

Pelayanan yang luar biasa terbukti ketika aku ditawari untuk memakai sendok garpu. Mata jeli waitress menangkap ketidakmampuanku menggunakan sumpit, huhuhuuu...Pucuk dicinta ulam tiba, memang aku sama sekali gak terampil seperti anak-anakku dalam menggunakan sumpit. Tapi, ada tetapi lho, ketika menjepit Seared Salmon Roll aku berhasil dengan baik mendaratkannya di mulutku. Yeeeaayyy... cuma itu, tapi untuk menikmati rasa chicken ramen tentu saja tawaran Waitress yang baik hati dan penuh perhatian ini aku terima dengan gembira. Mulailah aku menyantap Chicken Ramen pilihanku -- Chicken Shoyu Ramen  --  Rasanya? Amboi, yang kedua kali nih...hhheeemm, yummyy abis, sampai aku tidak bisa lagi berhenti menguyup kuahnya yang sangat lezat itu. Sayang porsinya terlalu besar untuk ukuran perutku yang sudah waktunya harus menjaga porsi makanan di usiaku yang sudah renta ini.
Source: Ippudo's

Telah aku sebutkan di atas, Founder dari IPPUDO ini adalah Mr. Shigemi Kawahara yang berfilosofi: " To continuously innovate to remain true". Sejak berdirinya tahun 1985, Mr. Shigemi Kawahara terus melakukan berbagai terobosan sehingga ia sukses mendirikan 40 gerai IPPUDO yang tersebar di seluruh penjuru dunia, sedangkan di Jepang gerai IPPUDO mencapai kurang lebih 80 gerai. Jumlah customers untuk gerai di seluruh dunia mencapai 50,000 customers every day. Sebuah video ditayangkan berkenaan dengan keberhasilan Mr. Shigemi Kawahara dalam mengembangkan usahanya. Karena kesuksesannya ini Mr Kawahara mendapat gelar King of Ramen.


Tanggal 1 Juni 2015 IPPUDO Indonesia resmi menghidangkan dua macam pilihan menu Chicken Ramen yang menantang selera, khususnya bagi warga yang beragama Islam -- Jangan khawatir -- 100% halal. Datang dan ajaklah keluarga anda, teman, saudara ke:


Opening Hours    : Daily, 11.00 am to 10.00 pm
Website                : www.ippudo.co.id
Facebook             : https://www.facebook.com/ippudoindonesia
Twitter                 : @ippudoIND
Insttagram           : @ippudoindonesia

Enjoy your day with your families, friends and aquaintances in IPPUDO Indonesia,
 Pacific Place, 5th Floor,
 SCBD, Jalan Jenderal Sudirman, Kav. 52-53, Jakarta Selatan.
  Phone: +6221 5797 3339

Acara Mizan -- Temu Jurnalis, Blogger, dan Penulis 2015

$
0
0

Acara Mizan  -- "Temu Jurnalis, Blogger, dan Penulis 2015" -- Judul yang menarik. Semula agak sungkan juga aku untuk hadir memenuhi undangan dari Panitya melalui Mbak Nunik Utami Ambarwati -- seorang Penulis yang telah berhasil menerbitkan puluhan novel. Tapi keingintahuanku menyeruak begitu kuat sehingga memadamkan api pesimisme-ku yang hampir membunuh kesempatan yang langka ini.Tema yang menarik #RayakanIndonesiamu: Ribuan Pulau Kebaikan dan venue diadakannya acara ini di Balai Sarwono, Joglo@Kemang, Jl. Madrasah No14, Cilandak Timur, Jakarta Selatan, menambah kuatnya daya tarik bagiku untuk hadir. Acara Mizan pun diadakan pada jam-jam yang memungkinkanku untuk meninggalkan Cucu, disamping ada blogger yang baik hati, Sa Hanniffy, bersedia memboyongku ke acara, Rabu, 10 Juni 2015, pukul 09.30
 CEO Mizan Grup, Dr. Haidar Bagir, bersama para narasumber seusai acara.
 (Source: Antara News/Nanien Yuniar)

Berkaitan dengan tema #RayakanIndonesiamu: Ribuan Pulau Kebaikan -- sebelum acara dimulai seluruh hadirin diminta dengan semangat  menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjutkan dengan menampilkan seorang penyanyi, Budi Do-Re-Mi, mempersembahkan sebuah lagu ciptaannya berjudul "Bumi Manusia." Lagu ini diciptakan oleh Budi Do-Re-Mi terinspirasi dari sebuah buku Roman, karya Pramoedia Ananta Toer berjudul sama. Budi sangat mengagumi Pengarangnya, namun beliau sudah almarhum, sehingga tak bisa lagi ditemui. Jadilah lagu Bumi Manusia ia persembahkan sebagai sebuah do'a tulus dari Sang Pengagum untuk Sang Idola.
Budi do-re-mi

Bumi Manusia pasti bercerita tentang manusia dan kekerasan-kekerasan yang terjadi di masanya. (Aku jadi penasaran ingin mencari dan memiliki buku Bumi Manusia ini). Sangat pas lagu itu ditampilkan oleh Budi Do-Re-Mi, karena erat kaitannya dengan harapan Mizan ikut bertanggung-jawab meredam kekerasan dalam bentuk apa pun di bumi tercinta ini. Karena lagu ini, Budi Do-Re-Mi diminta menyumbangkan lagi dua buah lagu, bahkan CEO Mizan Grup, Dr. Haidar Bagir, kepincut dan berkenan mengundangnya untuk sebuah acara spektakuler yang akan diadakan pada bulan Oktober 2015.

Titik tolak diadakannya acara Mizan ini semata karena Mizan mengharapkan dan menginginkan agar anak bangsa menebar kebaikan demi terciptanya perdamaian di Indonesia pada masa depan, dengan melakukan berbagai aktivitas yang positif. Demikian juga menurut Irfan Amalee, Aktivis Peace Generation, perdamaian harus diciptakan. Berbagai bentuk kekerasan yang seolah telah menjadi hobi dan bagian hidup para remaja --  yang kerap terjadi -- harus diberantas dengan penuh kebijaksanaan.

Menurut Irfan Amalee,  kekerasan seperti tawuran, bullying, berbagai jenis pelecehan seksual adalah merupakan 90% kekerasan yang berulang. Kenapa? Karena kekerasan yang terjadi adalah kekerasan yang dilakukan sebagai balas dendam atas sesuatu yang pernah terjadi/dialami oleh para pelaku, sehingga tanpa sadar kekerasan terjadi dan terus terjadi secara turun temurun di sekolah atau di perguruan tinggi -- layaknya sebagai balas dendam. Hanya sekitar 10% saja kekerasan yang baru. Kekerasan harus ditinggalkan. Menciptakan perdamaian seharusnya dilandasi oleh keinginan tulus dan kesadaran dari setiap warga di bumi pertiwi ini.

#RayakanIndonesiamu: Ribuan Pulau Kebaikan. Tebarkan kebaikan untuk membangun Indonesia maju dan berwibawa.Tajuk yang diangkat dalam acara Mizan merupakan upaya untuk membangkitkan semangat anak negeri agar sebanyak-banyaknya menebar benih kebaikan di masyarakat. Tak pelak lagi andai hal ini dilakukan, akan lahir dan bermunculan anak-anak bangsa yang memiliki kreativitas dan memiliki wibawa sehingga tak mudah dipengaruhi oleh unsur-unsur dari luar yang bersifat negatif.  Buku Irfan Amalee berkolaborasi dengan Erik Lincoln berjudul "12 Nilai Dasar Perdamaian" berisi 12 modul tentang perdamaian. Irfan Amalee yang menulis buku-buku Islam yang kental dengan tema perdamaian, mendapat Award dari British Council. Pembangunan, perdamaian Indonesia terletak pada aktivitas para generasi baru. Generasi muda yang harus dibina, dibimbing, diberi pengarahan, agar arti perdamaian bisa meresap ke dalam jiwa dan hati mereka. Generasi muda harus dirangkul dan turut bersama menebarkan #Rayakan Indonesiamu: Ribuan Pulau Kebaikan. Sebarkan kebaikan semaksimal yang bisa kita lakukan.
Irfan Amalee -- Penulis Buku-Buku Islam Bertema Perdamaian

Acara Mizan menampilkan narasumber, -- sosok pemuda yang pantang menyerah, penuh kejujuran,  pembelajar yang keras dan tangguh untuk mencapai cita-citanya, demi kelak membangun Indonesa yang berkarakter, disiplin dan penuh kejujuran. Dialah Andri Rizki Putra.

Ketika dipersilahkan naik ke panggung Andri Rizki Putra, sama sekali tidak menampakkan satu keistimewaan yang dimilikinya. Aku benar-benar terkesima karena penampilan anak muda yang biasa-biasa saja ini ternyataluar biasa. Pemuda ganteng ini usianya baru duapuluhan, bahkan apa yang kemudian diuraikannya menimbulkan geleng-geleng kepala dan  decak kagum yang hadir. Kiki, begitu ia biasa disapa, bercerita ketika di sekolahnya (SMP), sekolah Unggulan pula, Kiki menemukan ketidak-kejujuran. Guru telah menyediakan, bahkan memberitahukan "kunci jawaban" ujian. Ironis sekali dan sangat bertentangan dengan hati nurani Kiki. Menurutnya jalan yang ditempuh para pendidik tidak mengarahkan anak didik menjadi siswa/siswi yang jujur dan berkarakter terpuji. Ia berontak dan keluar dari sekolah.

Walaupun demikian, semangat belajarnya tidak pernah sirna. Setelah duduk di SMA yang ternyata hanya bertahan selama dua setengah bulan, ia keluar karena trauma -- membayangkan akan terjadi lagi ketidakjujuran di akhir tahun seperti yang dialaminya di SMP.  Setelah dua setengah bulan keluar dari sekolah, Kiki menjadi anak putus sekolah.

Ia sadar harus memimpin dirinya sendiri dan tidak boleh berhenti belajar. Sebuah keputusan untuk belajar melalui Paket C (setara dengan SMA) pun dilakukan. Ia tidak pernah membeli buku-buku pelajaran baru. Berbagai bahan pelajaran ia pinjam dari teman, alumni sekolah, buku-buku bekas, tidak peduli mata pelajaran apa dan untuk tingkat berapa serta kurikulum tahun berapa. Semua ia pelajari secara otodidak, tanpa guru, Kiki menyebutya "unschooling" dan berhasil menyelesaikan Paket C ini hanya dalam waktu satu tahun. Prestasi ini membawa Kiki dengan mudah melewati testing dan lulus untuk kuliah di Fakultas Hukum, Universitas Indonesia. Gelar S1 Sarjana Hukum telah ia miliki --  diselesaikan dalam waktu 3 tahun dengan predikat "Cum Laude."Kiki kini sedang berusaha menembus test untuk mengambil Idjazah ke jenjang yang lebih tinggi di Luar Negeri (Cambridge University).

Menyadari banyaknya anak-anak bangsa yang putus sekolah karena ekonomi orangtua tidak menunjang, tergerak hati Kiki untuk membantu anak-anak kurang mampu agar bisa belajar. Pada tahun 2012 Kiki mendirikan sebuah yayasan dengan nama Yayasan Pemimpin Anak Bangsa (YPAB), dimulai di sebuah garasi yang kurang layak untuk tempat belajar, namun dengan gigih dan tanpa putus asa ia lanjut berjuang demi anak-anak bangsa yang tidak bersekolah agar bisa belajar, gratis. Kini tempat yang layak bisa dinikmati untuk belajar dengan tenang. Rumah belajar YPAB ada di Medan, Tanah Abang dan Bintaro. Untuk mengikuti sekolah di YPAB ini tidak ada batasan usia, siapa saja bisa menjadi peserta didik. YPAB dalam melaksanakan misinya dibantu oleh para volunteer yang memiliki variant jenjang pendidikan dan pengetahuan, dengan syarat memiliki  komitmen yang tinggi.

Semoga anak-anak didik atau siapa pun yang telah mengikuti pendidikan di YPAB akan menjadi manusia yang pintar, jujur dan berdedikasi seutuhnya untuk menjadikan masyarakat yang adil, jujur, makmur dan berwibawa. Aamiin. Semoga apa yang ditunjukkan oleh Kiki akan menjadi obor dalam tujuan sesuai tema #RayakanIndonesiamu:Ribuan Pulau Kebaikan.
Andri Rizki Putra, Pendiri YPAB yang menekankan KEJUJURAN kepada anak didiknya.

Narasumber berikut, Izzati, sebagai penulis muda bangsa, telah membuktikan generasi muda yang
berkarya dan berbuat sesuatu yang positif -- pada usia yang masih sangat muda, usia 8 tahun Izzati telah memiliki karya pertama berjudul "Powerful Girls." Semoga tebaran semangat Izzati dalam acara Mizan akan membakar semangat para generasi muda. Melalui semangatnya, anak-anak bangsa bisa beraktivitas yang positif, sehingga terciptalah perdamaian di bumi Indonesia tercinta ini. Izzati gadis manis memiliki multi-talenta, karena selain menulis, ia pun mampu bernyanyi, memainkan beberapa alat musik antara lain biola. Banyak buku-buku karya Izzati yang telah diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama.
Wawancara dengan Izati - Penulis Muda 
Izati yang memiliki multi-talenta

Acara Mizan -- Temu Jurnalis, Blogger, dan Penulis, juga menampilkan nara sumber Safiq Pontoh, Ketua, Gerakan Indonesia Berkibar. Secara gamblang beliau menjelaskan betapa kayanya Indonesia yang berkarateristik kelautan ini. Tapi kenapa apa yang berkualitas terbaik, yang seharusnya kita nikmati, justru diexport dan Indonesia hanya menikmati hasil bumi yang berkualitas nomor dua. Beliau menyarankan agar informasi apapun yang disebarkan melalui Sosmed hendaknya bersifat positip. Beliau pun mengajak Indonesia untuk berkebun agar tanahnya subur dan kita bisa memetik sayur-sayuran segar yang kita budayakan sendiri. Badan sehat tanah pun subur.

Safiq Pontoh

Last but not least: Wahai para generasi muda -- Tebarkanlah kebaikan untuk menciptakan perdamaian, karena di pundak kalianlah Indonesia bersandar untuk menuju sebuah negara yang damai, adil, berwibawa, sejahtera, dan penuh kejujuran.

Narasumberberikut Ibu Henny Supolo Sitepu, Ketua Yayasan Cahaya Guru menjelaskan betapa pentingnya networking. Dan untuk membuktikan, semua yang hadir diminta berdiri, saling menghampiri, bertatap mata, dan bersalaman. Keceriaan akan serta merta mencuat dari wajah begitu kita saling bertegur sapa dan menebar senyum. Menimbulkan kedamaian. Ibu Henny seringkali menjelajah ke pelosok Indonesia melalui Yayasan Cahaya Guru untuk memberikan pelatihan kepada para guru.

Sosok Ibu Henny dengan sorot mata yang jernih.
Kemudian, saat yang tak terduga, audiences mendapat suguhan segar dari seorang Pidi Baiq yang menyanyikan beberapa lagu dengan syair-syair yang lucu dan mengocok perut, apalagi ketika Pidi membawakan sebuah lagu dengan judul "Ketika Anjing Bernama Kucing"...huahuahua...riuh ketawa dalam ruangan...

Di sini aku cuplikan dari Goodreads tentang siapa Pidi Baiq :
Pidi Baiq adalah seorang seniman yang punya banyak kelebihan. Selain sebagai seorang musisi dan pencipta lagu, ia juga seorang penulis, ilustrator, pengajar dan komikus.
Pidi Baiq mengaku imigran dari surga yang diselundupkan ke Bumi oleh ayahnya di Kamar Pengantin dan tegang.
Pidi Baiq in action dan mengundang tawa segar menggelegar. Siiip... (Source: Sally_Fauzi)

Tanpa membuang kesempatan tak lupa aku bernarsis-ria bersama Andri Rizki Putra, pemuda, anak Bangsa yang dengan teguh berkiblat pada kejujuran. Bravo, Kiki.

SELAMATKAN INDONESIA DENGAN PERDAMAIAN
TEBARKAN KEBAIKAN
TEGAKKAN KEJUJURAN 


Kado Ulang Tahun

$
0
0
Pergeseran waktu yang tak bisa dihentikan membawaku pada usia 76 tahun, Jum'at 10 Juli 2015. Sebuah anugerah dari Allah Swt telah dilimpahkan kepadaku. Dalam usia dengan bonus yang luar biasa ini aku masih diberiNya ingatan yang jernih. Stamina yang boleh dikatakan baik. Masih mampu beraktivitas dan menghasilkan kreativitas yang bisa membuat diriku bangga. Kebanggaan diri yang memang seharusnya dimiliki oleh setiap individu. Kalau tidak kita sendiri yang bisa merasakan puas dan bangga pada diri, siapa lagi? Perasaan seperti ini seharusnya dimiliki oleh setiap insan ciptaanNya. Perasaan yang mampu melahirkan sebuah semangat untuk melakukan apa saja dengan niat baik dan tujuan yang memberikan nilai positip pada diri. Yuk, lanjut kita bahas tentang judul postingan ini: Kado Ulang Tahun.

 Apakah sebuah kado ulang tahun diharapkan pada hari istimewa yang selalu menyapa kita setiap tahun? Jujur saja, pasti setiap umatNya mengharapkan kado. Jangan munafiklah, ya, hehe... Tapi, nanti dulu, kado itu tidak harus berupa sebuah barang lho, sebuah ucapan, satu patah kata melalui telpon genggam, atau sebaris kata di status atau wall fesbuk, misalnya, juga merupakan sebuah kado ulang tahun yang mampu menimbulkan sesungging senyum di bibir si penerima. Seperti malam itu, sekitar pukul satu dinihari bibirku menyungging seulas senyum ketika membaca sebuah ucapan selamat ulang tahun yang pertama dari rekan blogger yang manis Dewi Sulistiawaty. Hehe... biasanya pada jam 24.00 setiap hari ulang tahunku, anakku yang pertama kali mengucapkannya. "Yeayy...anakku tahun ini kalah sama blogger, teman Mama," bisikku dalam hati. Memang sih gak ada taruhan-taruhan, tapi seneng aja bikin anak-anak kheki, wkwkwk... 

Setelah Dewi, bertaburanlah inbox dan wall efbi-ku dengan ucapan-ucapan selamat ulang tahun dari keponakan, adik-adik, rekan-rekan tercinta yang tidak bisa kusebutkan satu persatu. Indahnya pertemanan. Eratnya persaudaraan. Hangatnya persahabatan, walaupun banyak di antara mereka yang belum pernah bertatap muka. Kado dari teman-teman ini juga yang membuat aku tambah semangat untuk eksis di "dumay" -- hehe..aku pake istilahnya Pakde Cholik nih untuk istilah dunia maya, yang memberikan kado kedua untukku. Terima kasih, Pakde, terima kasih semua untuk kado di ulang tahunku, Jum'at, 10 Juli 2015.

Pagi hari, sepuluh Juli, permata hati 'bontot'ku mengajak jalan-jalan ke PIM2 setelah memberikan  surprise di rumahnya berupa beberapa bingkisan kado. Aku dan si bontot memang memiliki hobi yang sama yaitu melakukan window shopping. Kebetulan di bulan puasa ini kami anggap "ngabuburit"

Seperti biasa kalau kami berjalan, pasti aku digandengnya erat, padahal aku masih merasa kuat untuk berjalan sendiri. "Ini kan hari istimewa buat Mama. Jadi Mama harus pilih lagi baju yang mama suka," katanya. Kini dia menyandarkan kepalanya dibahuku, sambil berjalan. Dengan sengaja aku ingin mengejutkan anakku karena melihat sesuatu yang di luar dugaanku.

"Wah! Putus deh Mama sama dia, putuuus..." seruku sambil berhenti dan berdiri tegak membusungkan dada, melihat kearah anakku yang ter-heran-heran.

"Ada apa sih, Ma?"
"Itu, liat tuh!" aku hanya memberi isyarat dengan kepalaku bergaya seolah menunjuk ke arah objek yang aku maksud.

Ketika dia tahu apa yang aku maksud, pecahlah derai tawa kami. Begitu happy, begitu renyah, sampai airmata menggenang di sudut-sudut mataku. (pasti di sudut mata anakku juga, hehe...)

Sekitar sepuluh meter di depan kami berjalan sesosok tubuh ringkih, bungkuk, rambut putih, dengan tongkat di tangan kiri dan tangan kanan menggenggam handphone, sibuk berbicara. Dia sendirian lho, tanpa pendamping. Swear! Aku tahu karena aku kemudian masuk ke Bank BCA dan duduk menunggu anakku berdiri di antrian. Aku masih melihatnya berjalan tertatih-tatih, masih dengan telepon genggamya. Masih sendirian. Jadi, ya, dia memang sendirian di Mall itu. Amboooi, hebatnya orang tua itu, yang pasti umurnya jauh lebih tua dariku. Koq tau? Ya, taulah, karena kemerut di wajahnya jauh lebih banyak dariku, postur tubuhnya pun tidak segagah aku #bangga.

Setelah mencari kado ulang tahun (tambahan) kami pun pulang. Di dalam taksi aku katakan kepada anakku.

"Makanya, Mama kan masih lebih gagah tuh dibandingkan si Oma yang kita liat tadi. Jadi jangan  larang-larang Mama kalo kemana-mana sendiri. Masih bisa, koq!" Si bontot cuma tersenyum.

Catatan Ultah 10 Juli 2015 (Jum'at)

Guru Tanpa Gelar, #BeraniLebih Light of Women

$
0
0
Secara simbolis hadiah aku terima dari Pendiri Light of Women, Mbak Maya Siregar (Source: LoW)
Acara yang diadakan oleh sebuah Non-Profit Organization, Light of Women pada tanggal 13 Juni 2015 dalam rangka mengumumkan para pemenang peserta Lomba Menulis #BeraniLebih, di Gedung Panin Bank, 6th Floor, Jl. Pecenongn Raya, Jakarta Pusat. 

Menurut keterangan Panitya Lomba, jumlah peserta lebih dari 350 peserta. Sebuah ajang lomba untuk memancing para perempuan mengungkapkan kepiawaian menulis sejalan dengan passion yang  mereka miliki dengan penuh percaya diri. Perempuan pasti bisa!

#BeraniLebih telah mencuatkan keinginanku untuk ikut serta. Meluncurlah sebuah tulisan tanpa basa-basi dalam  menempatkan sebuah keinginan yang sudah lama terpendam, yaitu keinginan untuk menjadi seorang guru. Namun, apa daya, tanpa gelar, amatlah sulit untuk merealisasikan passionku  tersebut. Tapi, apakah sampai di sana saja keinginan itu terhenti? Tidak, aku tetap mengupayakan sebuah cara agar aku bisa mengajar. Tak satu jalan ke Roma, itu prinsipku. Tentunya walaupun tanpa gelar aku akan tetap bisa menjadi guru. Aku tetap bisa merealisasikan keinginanku untuk mengajar. Caranya? Berbagi ilmu sebagai seorang pengajarvolunteer dan murid-muridku adalah anak-anak yatim, atau anak-anak dari keluarga yang ekonominya dibawah standard. Siapa pun tahu untuk mengikuti sebuah kursus memerlukan biaya yang lumayan. Bersamaku mereka bisa belajar dengan senang dan tanpa biaya. Yang penting bagiku, mereka benar-benar serius untuk belajar. Bahagianya bisa berbagi ilmu yang sedikit aku miliki dengan mereka.

Sama sekali tidak aku duga bahwa tulisanku dengan judul #BeraniLebih Walau Tanpa Gelar ditetapkan sebagai Pemenang Utama dan meraih hadiah sebesar Dua Juta Rupiah. Ambooi, sebuah jumlah yang luar biasa bagiku, walaupun tidak  seberapa dibandingkan hadiah para blogger lain yang dapat mengais income karena hasil lomba yang aduhai jumlahnya. Buatku ini adalah rezeki yang luar biasa Allah berikan untukku. Alhamdulillah. Sudah terbayang aku akan bisa merealisasikan hasil karyaku yang lain secara Indie dari hadiah ini. Sekali lagi alhamdulillah. Terima kasih Light of Women.

Para Pemenang #BeraniLebih
 LoW juga menyediakan beberapa booth untuk menambah meriahnya acara. Para member membuka stand garage sale dengan beraneka ragam barang, mulai dari mainan, tas, baju, sepatu, dan lain-lain, dari yang murah sampai yang mahal -- second items dan brand new ones. 

 
Belanja-blanji mengubek-ubek meja garage sale, hehe...

Di ajang pengumuman pemenang ini aku berkesempatan berkenalan dengan seseorang yang sudah lama sekali ingin aku mengenalnya. Dia adalah Grace Melia. Betapa tidak, karena Grace Melia ini seorang ibu muda pendiri Rumah Ramah Rubella. Seorang ibu muda yang telah berhasil menerbitkan sebuah buku Letters to Aubrey.
 
Aku bersama Grace Melia (Dok.pribadi)

Acara ini juga menampilkan tokoh Ibu Virlian Nurkristi (Indonesian for Humanity) yang akan memberikan informasi seputarbentuk pelecehan terhadap perempuan baik ringan maupun berat dan Ibu Elly Susanti yang akan menebar informasi penting mengenai apa yang dimaksud dengan "Detox Your Friendship."
Menurut Ibu Virlian Nurkristi, antara lain --  tidak semua perempuan menyadari bahwa dirinya telah mengalami pelecehan baik dari teman, pacar atau suami. Pelecehan tidak saja harus berupa KDRT, baru disebut pelecehan, tapi juga bisa berupa kata-kata yang sangat tidak pantas kita dengar keluar dari mulut seorang teman, pacar, bahkan suami. Sebagai contoh, misalnya seorang suami mengatakan kepada istrinya: "Aduuh, kamu tuh gak pantes-pantesnya deh pake lipstick berwarna ungu, walaupun sesuai dengan warna gaunmu." Atau "Hallah, apa sih yang bisa kamu lakukan tanpa aku?" Hal-hal yang biasanya kita anggap sangat sepele itu sebenarnya adalah sebuah pelecehan terhadap kepibadian kita, yang tanpa kita sadari akan berakibat kepada rasa percaya diri kita yang menurun. Ini sebuah pelecehan yang terselubung. Waspadalah, hehe...

Ibu Elly Susanti mengupas tentang "Detox Your Friendship" --  terkadang kita mengalami kejenuan untuk berteman dengan seseorang karena ulahnya yang tidak kita sukai. Untuk tidak menyinggung perasaannya, janganlah kita langsung mengatakan hal ini kepadanya, tetapi detox your friendship dengan cara, sebisa mungkin menjauhi dia dari pergaulan anda atau setidaknya jangan temui dia untuk waktu yang tertentu yang menurutmu bisa membuat hatimu sedikit lega dan tidak terlalu stress menghadapinya. Kita tidak bisa mengharapkan seseorang untuk berubah sikap sesuai kehendak kita. Tapi setidaknya, berilah dia tenggang-waktu. Jangan temui dia, dan jangan berkomunikasi dengan dia. Insya Allah dengan demikian kita sudah membuatnya berpikir kenapa sikap kita seperti itu. Detox your friendsips membutuhkan ketegaran, ketegasan dan positive thinking. Kita tidak membenci seseorang itu, namun kita berupaya agar seseorang yang  membuat kita merasa tidak enak kala berdekatan dengan dia, akan merasakan perubahan sikap kita. Apabila dia tidak juga bisa menyadarinya, terbang dari kehidupannya dan tinggalkan dia.


Mari, para perempuan yang memiliki ilmu, keterampilan ataupun kepandaian yang tidak dimiliki oleh orang lain, yuk, berbagi, beranikan dirimu untuk menjadi seorang pengajar atau guru. Jangan surutkan keinginan karena tidak adanya sebuah gelar jenjang pendidikan. Kita perempuan pasti bisa! Tanpa mencoba kita tak pernah tahu apa yang bisa kita lakukan untuk orang lain!


SOS Aja ke Kredit GoGo

$
0
0
Pembaca yang mampir ke sini pastilah tahu apa itu SOS -- Save Our Soul -- itu lho kode yang sering dikibarkan melalui bendera berwarna putih, yang artinya "minta bantuan atau minta pertolongan."  Adakah hubungannya dengan Kredit GoGo? Pasti ada donk.... Begini ceritanya:

Tahun 2007 anakku mengambil cicilan rumah dari Developer So and So dengan harga kredit rumah mencapai 432juta untuk jangka waktu 15 tahun Jumlah yang ketika itu masih bisa dipertanggungjawabkan akan bisa ditanggulangi tanpa mengganggu kebutuhan-kebutuhan rumah tangga yang rutin. Tahun berjalan begitu cepat dan keadaan keuangan anakku semakin terjepit dengan semakin banyaknya kebutuhan untuk anak sekolah dan lain-lain. Jumlah 432juta selama 8 tahun berjalan terus bisa ditanggulangi dengan baik dan disiplin, tapi akan begini terus meneruskah? Apalagi ketika aku perhatikan slip bank bersangkutan, dari jumlah setoran sekian juta, yang masuk sebagai cicilan hanya seperempat bagian saja dari jumlah yang disetor, selebihnya adalah bunga a.k.a. interestnya. Alamaaa... Bunga bank yang setiap tahun merangkak naik tanpa kita mampu menolaknya. Sungguh terlalu! Hehe...tapi itu sudah menjadi risiko yang tidak bisa dijadikan penyesalan. Whatever will be will be.- Cicilan sepersekian dari jumlah setoran HARUS terus berjalan. No matter what!

Aku sebagai orangtua tentu saja ingin memberikan bahkan mencarikan solusi untuknya. Aku ikut prihatin. Dengan mengendarai Ojek aku jelajahi beberapa Bank mencari informasi agar sisa pembayaran kredit rumah bisa diambil alih oleh Bank lain yang lebih ringan interestnya, paling tidak yang "flat-rate" Tapi usahaku sampai saat ini nihil, karena memang harus anakku sendiri yang mencari solusinya, sedangkan anakku tidak memiliki waktu yang cukup untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Berjalannya waktu pun tak mampu kita menghentikannya. Delapan tahun berlalu sudah dengan keseharian selalu "mengencangkan ikat pinggang."

Itu adalah cerita lama, tahun 2007.  S.O.S. yang harus dilakukan dengan menjelajahi jalan raya dan mampir ke beberapa bank dengan harapan mendapat info yang meringankan beban anakku kini sudah basi. Tidak perlu lagi dilakukan. Kini, seiring berjalannya waktu, dan dengan keterlibatanku sebagai salah seorang blogger di Komunitas Fun Blogging, mendapat sinaran yang menjanjikan dengan adanya Kredit GoGo. Kalau saja dari dulu aku tahu tentang Kredit GoGo ini, pastinya aku tidak perlu ber-ojek-ria keliling Serpong dan BSD untuk mencari informasi dari bank-bank yang aku harapkan bisa memberikan solusi untuk anakku, setidaknya, meringankan beban cicilan yang begitu begitu menyolok perbandingannya antara cicilan dan bunga. Akupun tidak perlu masuk angin karena lamanya duduk di atas ojek., hehe... Jalan termudah ini sudah ada di depan mata. Yuuuk, disimak yang berikut.


Kredit GoGo itu apa?

Kredit GoGo adalah website terbaik di Indonesia untuk solusi keuangan Anda dalam mencari pinjaman pribadi (KTA - Kredit Tanpa Agunan, Kredit Multiguna), kredit mobil, kredit motor, kredit kepemilikan rumah (KPR), kartu kredit, deposito, asuransi kesehatan, dan asuransi kendaraan, penuhi kebutuhan finansial Anda dengan cara yang mudah, aman dan cepat. (Sumber: https://kreditgogo.com)


Betul sekali! DANA MUDAH -- Tidak perlu ke Bank -- Kami Hubungi Anda.

Hanya dengan meng-klik website itu akan Anda dapatkan berbagai informasi tentang bagaimana cara mendapatkan KTA (Kredit Tanpa Agunan), tanpa Anda harus pergi ke Bank berpanas-panas dan peluh bercucuran karena panas yang menghentak di dalam mobil tanpa AC, pufft... Nah, di Kredit GoGo ini Anda bisa langsung mencari solusi bank mana yang bisa memberikan kredit mobil yang aduhai istimewanya untuk Anda dan keluarga. Melalui Kredit Gogo Anda bisa duduk manis mencari informasi online dan Kredit GoGo akan mengarahkan Anda, bank-bank mana saja yang sesuai dengan kapasitas keuangan Anda. Kredit GoGo membantu Anda membandingkan dan menentukan tempat terbaik untuk mendapatkan produk keuangan.


Last but not least: saat ini sedang ada promo lho! Bagi Anda (pembaca umum) yang berminat untuk mengajukan aplikasi ke Kredit GoGo ada undian berhadiah menarik untuk 5 (lima) orang pembaca. Apa itu? Voucher belanja masing-masing sebesar \rp. 200,000 (Rupiah: Duaratus ribu). Caranya? Dengan memasukkan kode khusus promo, seperti berikut:

FB(spasi)nama blogger(spasi)nama pembaca yang mengajukan aplikasi ke KGG, jadi:
FB Yati Rachmat(spasi)Nama Anda
Kode promo ini harus dimasukkan dalam form isian nama yang disediakan oleh KGG ketika Anda mengajukan aplikasi. Tambahan hadiah yang menarik, bukan? Yuk, segera action, ajukan aplikasi sesegera mungkin. Tunggu apa lagi? 

Kredit GoGo berada dibawah naungan PT Kredit GoGo Informatika yang telah berkiprah di dunia financial services lebih dari 15 (limabelas) tahun. Sebuah kredibilitas yang tidak diragukan lagi. Anda masih meragukannya? Mari, klik linkFrequently Asked Questions -- Anda akan mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang masih mengganjal  pikiran Anda. Segala tanya akan terjawab di-link tersebut.

Jaringan kerjasama Kredit GoGo dengan bank-bank dan usaha multiguna memberikan pilihan yang sesuai di hati Anda., antara lain bank-bank yang Anda bisa lihat berikut ini:

Untuk melihat seberapa luas jaringan kerjasama Kredit GoGo, yuk, di klik link ini.

Mudah-mudahan, anakku bisa mengajukan KTA untuk melunasi sisa cicilan kredit rumah yang membebani ekonomi rumah-tangganya. Aamiin. Do'akan, ya, salah satu pembaca umum adalah anakku, sehingga bisa membuat hati tua ini legaaa... uhu...uhu...

Ada lagi yang istimewa yang bisa dilakukan melalui Kredit GoGo -- yang ini betul-betul menarik bagi mereka yang memerlukan dana segar dan cepat: Kredit Multiguna. Kredit GoGo akan membantu Anda dalam proses aplikasi.

Anda masih ingin informasi lebih jauh lagi? Silakan hubungi alamat berikut ini agar hati Anda mantap untuk meng-klik DAFTAR dan mengajukan aplikasi dengan bantuan Kredit GoGo dalam proses.

PT Kredit GoGo Informatika
Gedung Menara MTH, 18thj Floor
Jl. MT Haryono, Kav. 23
Jakarta 12810, Indonesia
Tel: 021-50501122
Fax: 021-83782476
Email: tanya@kreditgogo.com

Peta lokasi untuk memudahkan Anda melakukan phisical visit:

SELAMAT MENYONGSONG HIDUP PENUH GAYA berkat Kredit GoGo.

Kreativitas Guru di Bulan Ramadhan

$
0
0
Source: gopekdulu.blogspot.com
 Aku merasa bangga bisa berperan sebagai pengajar --  kerennya -- guru, karena apa yang aku ajarkan adalah sesuatu yang membuatku juga memacu diri untuk tetap bisa memberi perintah kepada benakku untuk bekerja. Katakanlah, aku ini seorang guru musiman, hehe... Koq musiman? Iya, masalahnya aku tidak khusus membuka jadwal untuk mengajar. Beberapa ibu-ibu menyarankan agar aku memasang "plang" yang berbunyi: "Guru Bahasa Inggris Privat."  Dengan kata privat  ini tentu saja akan menyimpulkan sebuah angka sebagai upah jasa seorang guru. Bisakah aku seperti itu? Batinku berteriak: "Belum bisa! Dan tak akan bisa, entah sampai kapan!" Karena kalau sudah diperhitungkan dengan uang, maka akan tipislah amal yang kita dapatkan. Iya, kan?


"Emangnya, Ibu gak mau duit, ya?" seorang ibu melontarkan tanya kepadaku.

Aku diam saja mendengar pertanyaan yang berbau komersial ini. Aku hanya tersenyum dan menggeleng.

"Tidak, saya bukan guru. Saya hanya ingin berbagi ilmu saja dengan mereka yang membutuhkan bantuan saya. Tidak ada taripnya untuk itu." jawabku sekenanya.

Setelah itu, sekalipun bertatap muka berkali-kali, tak pernah lagi Si Ibu menyinggung perihal yang sama. Legaaa....

Terus terang, memang aku bukan seorang guru, tapi aku suka akan aktivitas mengajar -- Kreativitas Guru di Bulan Ramadhan pun aku jadikan sebagai judul postingan. Kenapa? Karena aku berharap pada bulan Ramadhan penuh makna ini aku tidak kehilangan moment yang aku suka -- mengajar. Aku harus  memancing anak didikku apakah di bulan Ramadhan ini mereka memiliki semangat untuk belajar, atau mereka menginginkan liburan penuh selama bulan puasa.
Source: proprofs.com
Lanjut kepada ceritaku tentang Kreativitas Guru di Bulan Ramadhan bersama murid-muridku yang banyaknya kurang dari jumlah jemari tanganku. Swear! Memang cuma itu. Dan memang hanya satu mata pelajaran yang aku berikan -- bahasa Inggris. Muridku bervariasi, ada yang kelas dua dan tiga SMP. Juga kelas satu SMA. Mereka rajin belajar, antusias sekali mengikuti pelajaran dan menerapkan cara-cara yang aku ajarkan berkenaan dengan intonasi dan gaya bicara. Kelihatannya mereka suka dengan caraku mengajar. #sesiGe-eR-he-he... Ya, walaupun tanpa gelar aku masih bisa menjadi pengajar. Aku sebaiknya tidak menyebut diriku "Guru" karena guru menurut KOPERTIS (Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta) yang mengajar HARUS memiliki gelar Sarjana S1. Apa peduliku? Aku toh hanya berbagi sedikit ilmu yang aku punya kepada yang membutuhkan. Lho-lho-lho...koq jadi curcol, ha-ha-ha...

Ketika tiba saatnya bulan Ramadhan, aku harus memberikan toleransi kepada mereka. Aku tidak boleh egois ingin meliburkan diri. Akupun tidak akan memaksanya untuk belajar di bulan suci Ramadhan. Aku tidak akan menjadikan Kreativitas Guru di Bulan Ramadhan membuat mereka jenuh. Seperti sebuah paksaan. Mereka tentunya lelah. Pastinya mereka berpuasa. Aku juga. Tapi ketika aku tanyakan kepada mereka kegiatan apa yang akan mereka lakukan selama liburan sekolah (dalam bulan puasa)? Mereka menjawab "Belajar sama Bunda."

"Haaah?" aku tercengang dan hampir tidak percaya.

"Kalian betul-betul ingin tetap belajar? Serius? Gak main-main?" tanyaku bertubi.

Mereka tersenyum dan menggeleng bersama seperti diberi komando, menandakan mereka tidak main-main.

Aku jadi ikut tersenyum. Akupun bersedia mengajar mereka dalam bulan puasa, tapi dengan syarat yang aku ajukan, yaitu waktu belajar tidak pada hari Sabtu/Minggu, jam belajar pun tidak sore hari, tapi pukul  10.00

"Apakah kalian sudah bangun jam sepuluh?" candaku. Mereka tertawa dan menjawab serempak "Sudah donk, Bun..."

Kata sepakat pun didapat. Begitulah waktu pun berlalu. Mereka belajar seperti bukan di bulan puasa. Mungkin karena semangat juga yang memacu mereka. Barangkali saja mereka "kasian" karena tahu bahwa aku datang untuk mengajar mereka dari tempat yang lumayan jauhnya. Aku 90% tinggal bersama anakku., di wilayah Bintaro, sedangkan aku memilih tempat mengajar di rumahku, Pamulang 2 -- berkendaraan ojek dengan tarip ojek Rp. 40,000 pp.  Namun begitu, aku sangat merasakan betapa semangatku tertempa oleh semangat belajar mereka. Jadilah akupun seperti manusia baru. Sosok seorang guru yang memiliki kewajiban untuk berbagi ilmu kepada anak didiknya. Tersengatlah benakku untuk belajar lagi, lagi dan lagi -- persiapan untuk mengajar, hehe... Yakin aku, tidak ada seorang guru pun yang tidak belajar lebih dahulu sebelum menghadapi anak didiknya. .Paling tidak baca-baca-lah... Bagaimana kita akan mengajar andaikan kita tidak menguasai materi yang akan diberikan.  Betul?
Di bulan Ramadhan aku tidak kehilangan moment untuk MENGAJAR dan MASAK untuk keluarga, Yeeeaaayy...
Ketika hari H (Lebaran) sudah semakin dekat, terus terang aku utarakan kepada mereka untuk libur saja. Alasanku kuat, karena aku harus mempersiapkan segala sesuatunya untuk Lebaran. Pastinya banyak ini dan itu yang harus ditangani sendiri olehku, mengingat anak-anakku, setiap tahun di hari raya itu sangat mendambakan masakanku, terutama kue lebaran seperti kue khas buatanku kastengels dan nastar, hehe...Kreativitasku akan banyak sekali. Sebaliknya, mereka pun memiliki keluarga yang pastinya membutuhkan bantuan mereka menyongsong hari yang Fitri ini. Lagi-lagi, mereka memberikan persetujuannya. Deal!

Kreativitas Guru di Bulan Ramadhan pun terpenuh -- mengajar dan membuatkan kue serta masakan untuk keluargaku.

Selamat Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1436-H. Maaf Lahir dan Batin.

Cucuku Berselancar di Hari Lebaran

$
0
0
Sudah menjadi tradisi bagi umat Islam yang merayakan Hari Raya Idul Fitri untuk semaksimal mungkin mengusahakan bisa kumpul-kumpul keluarga, bagaimana pun caranya. Yang penting pada hari H itu kesempatan untuk sungkem kepada ortu, apalagi ini Ortu tinggal sebelah a.k.a. ayah sudah tiada dan hanya yang tinggal Ibu seorang. Tapi apa hendak dikata karena seperti kata pepatah "Kesempatan itu tidak akan datang dua kali." aku ikhlaskan anakku untuk berlibur bersama cucuku ke pulau Bali. Aku punya alasan yang kuat seperti kata pepatah itu. Anakku mendapat bonus tiket gratis dari sebuah Bank karena kelancarannya menuntaskan setiap kali cicilan, baik kartu kredit ataupun cicilan rumah. Dan...alangkah beruntungnya anakku karena sesuai permintaannya untuk mengajak serta putera semata wayangnya libur bersama, pihak Bank mengabulkan  --  2 tiket gratis p.p. pun ia dapatkan. Bayangkan, haruskah aku menuntutnya untuk berkumpul bersama di hari lebaran? Sebagai ibu yang bijak #mujidiri, tentu saja aku sangat mendukungnya instead of menuntutnya untuk stay di hari lebaran.
Begitulah, dengan hanya berkumpul "bak-bik-buk" bersama si bontot dan para Mbak, aku tetap sibuk  menyiapkan kudapan dan santapan untuk menyambut Hari Raya Fitri H-1436 ini. 

Komunikasi tetap berjalan, sehingga aku sama sekali tidak kehilangan kontak dengan keduanya. Mereka menempati sebuah hotel yang nyaman. Mereka berlibur di pantai Legian. Daaan, yang membuat aku surprise adalah...cucuku berselancar di Pantai Legian ini. 


Aku yang seringkali membawa cucuku untuk mengisi hari-hari liburnya di Pamulang, acap mengajaknya berenang di sebuah Kolam Renang yang murah meriah, tapi kebersihan bisa dijamin, karena airnya begitu jernih dan lingkungan begitu higienis serta dukungan musik yang membuat para pengantar yang duduk menunggu di Saung terpaksa bergoyang sendiri mengikuti alunan irama musik. #yangnormalpastibergoyang, setidaknya ketukan jari atau kaki pada meja dan lantai. Pokoknya mah puas melihat sang cucu berenang dengan berbagai macam gaya dari jam 08.00 hingga empat jam kemudian baru naik tuh dan "bebersih" badan untuk siap-siap pulang.

Sengaja ini aku ulas sedikit untuk memastikan tiada kata khawatir mendengar berita via telepon genggam kalau Sang Cucu ini akan berselancar. Aku sangat yakin, dia akan baik-baik saja dan akan tegar dan percaya diri ketika berselancar. Keyakinan ini terbukti setelah aku melihat videonya. Alhamdulillah, cucuku, Ayman, usia 9 tahun ini memang keren. #hallah...#jelaslahdipujilhawongcucunya.

Pada Hari Raya Idul Fitri, anakku menyuarakan melalui telpon genggamnya: "Selamat Hari Raya, Maaf Lahir dan Batin, ya, Mam. C u soon."

"Iya, cepat pulang, walaupun pastinya ketupat lebarannya sudah gak tersisa lagi." tukasku.

"Don't worry, rendang masih disisihkan koq, apalalgi kue kastengels kesukaannmu. Last but not least kacang mede udah Mama umpetin satu toples." #toples kecil.

Kini kami telah berkumpul kembali, riuh dengan kicauan sang cucu selalu meramaikan suasana rumah. Ayman menyukai musik, dan badannya gak mau diam setiap mendengar musik. #iramaapaaja

Ketika Ayman berusia kurang lebih 4 atau 5 tahun, pernah aku buat sebuah video ketika Ayman menari mengikuti irama musik. Dan untuk umurnya yang begitu muda, bisa berkreasi dengan gerakan, tanpa diajarkan, sangat membuat hati kami bangga. Ayman juga pinter banget ber-hula-hoop-ria tanpa ada yang mengajarinya.




Maapkeun ya gambarnya "bluuur", video ini diambil dengan hape jadulku sebelum raib, hehe...

Selamat membaca postingan ini sampai huruf terakhir, hehe...dan jangan lupa ya berkomentar. Terima kasih.

Sajian Kastengels dan Nastar untuk Pakde Cholik

$
0
0
Tertarik untuk ikutan GAnya Pakde Cholik, walaupun sebenarnya gak bisa bikin kue seperti yang disajikan oleh Pakde pada gambar disebelah ini.

Tapi kan tak satu jalan ke Roma, hehe... pada hari Lebaran atau pada setiap Hari Raya Idul Fitri, setiap ibu-ibu umat Nabi Besar Muhammad Saw, pastilah akan mengatakan seperti ini: "Aduuh, maaf ya kue lebarannya cuma ini aja, bla, bla, bla..." Padahal yang tertata di meja ruang tamu ada bermacam toples berisi kue putri salju, kastengels dan nastar,  kacang bawang, kacang mede, dan lain sebagainya. Jadi yang dimaksud kue adalah yang itu tadi, kacang dan teman-temannya, jarang sekali yang menyediakan di meja ruang tamu kue bolu seperti yang disajikan digambar ini. Karena itu aku berani deh ikutan GA ini. Koq pake kata "berani deh." Ya, iyalah, karena kalo disuruh menyajikan kue seperti yang tertera di banner GA Pakde, pasti aku mundur teratur, karena sama sekali gak bisa bikin kue bolu dengan segala ragam jenis dan rasanya. Pokok-e yang namanya BOLU ... b-o-l-u, aku nyerah sebelum berperang.

Tapi kalo soal kue keringkastengels dan  nastar? Aku jabanin deh GA ini, mau menang atau kalah, itu urusan belakangan. Yang penting aku paling suka sensasi ikutan GA-nya. Titik.

Ini lho Pakde, aku sajikan secangkir teh pahit, beberapa kue kastengels buatanku sampun terhidang di piring kecil, tinggal nyomotpake telunjuk dan ibu jari, trus...hap...kres-kres-kres...terasa tuh gurih dan renyahnya.. Kurang gimana tuh treatment aku sama Pakde n Bude, gak usah repot-repot buka selotip yang melingkar di  toples plastik. Monggo dicicipi bareng Bude yang tercinta, ya. Secangkir berdua-lah teh pahitnya..


Kalo Bude kepincut pengen bikin kastengels dan nastar ala Bunda YR untuk Pakde tercinta, ini lho bahan-bahannya. Pakde kan hobby banget tuh melototin komputer menyelesaikan tulisan-tulisan untuk bukunya. Nah, jadi ketika beliau menerawang mengumpulkan ide, sambil ngemil kastengels yang kres-kres ini, kan cocok tenan, Bude. Takaran resep ini biasa Bunda bikin untuk ukuran 1 kg. mentega/palmboom/margarine, bahan-bahan lainnya mengikuti aja.Yuk, biar Bu De gak kesel nungguin mau baca resep, ini dia bahan-bahannya:

Bahan untuk kastengels:
1. 1 kg. mentega (biar lebih murah beli  5 sachet @200 gram.)
2. 1 irisan keju Edan berat 200 gram (diparut halus)
3. 100 gram rombuter WEISMAN
4. 1/2 sendok teh vanili
5.Terigu dalam kemasan (sesuai kebutuhan), biasanya dibutuhkan kurang lebih 1 kg.)
6. 5 - 8 butir kuning telur (tergantung kebutuhan)
7. Keju Kraft (diparut halus) - seperlunya

Cara membuatnya:
1.Mentega dikocok dengan mixer sampai ringan.
2.Masukan kedalam adonan mentega ini, bubuk keju Edam yang sudah diparut, aduk rata perlahan.
3. Masukan 100 gram rombuter Weisman, aduk rata, juga perlahan
4. Vanili
5. Masukkan teribu sedikit demi sedikit sampai adonan kalis dan tidak lengket di tangan. (Catatan: dalam menguleninya jangan terlalu ditekan, karena akan keluar minyak dan kue akan tidak bagus hasilnya.)
6. Cetak deh sesuai selera
7. Olesi diatasnya dengan kuning telur (pakai koas)
8. Taburi diatasnya parutan keju kraft dengan hati-hati.
9 Selesai, tinggal bakar sampai kuning kecoklatan
10.Ini hasilnya.

Bahan-bahan untuk nastar:
1. 1 kg. mentega, dikocok sampai ringan (boleh dengan tangan, boleh dengan mixer)
2. 100 gram rombuter WEISMAN
3. 1/2 sendok vanili
4. 150 gram gula halus
5. 1 kg. terigu
5. 1 pak selai nenas yang sudah jadi, tapi yang original (1/2 kg.) -- rasanya persis seperti kalau kita buat sendiri koq.
6. 5-8 kuning telur (sesuai kebutuhan)

Cara membuatnya:
1. Campurkan merata dan perlahan: berurutan: no. (1) s/d no. (5) - sampai adonan tidak lengket ditangan.
2. Bentuk kue sesuai selera, boleh seperti bentuk pastel mungil, bulat, atau dalam cetakan kue nastar.
3. Olesi dengan kuning telur hingga merata
4. Bakar di oven sampai kuning kecoklatan.

Oops, lupa, ini lho hasilnya dari 1 x adonan kastengels bisa menghasilkan lebih kurang 3.5 kg. 



Bunda hanya membuat kue kering ini untuk keluarga dan customers yang sudah pernah mencicipi kue Bunda, jadi sudah tidak ragu lagi untuk membayar Rp. 110,000/per 1/2 kg. Mahal? Yoi, emang mahal tapi seperti kata pepatah: Ada rasa, ada harga. You buy peanut, you'll get monkey.


Gimana Bude tertarik buat bikin dan dihidangkan untuk Pakde tercinta? Kelihatannya emang ribet, tapi, swear, sama sekali gak ribet, Bude. Kalau sudah dalam kemasan begini kan manis tuh, pajang di dalam lemari display di lingkungan Kolam Renang, pastiii...banyak yang melirik.

Dua macam  sajian istimewa telah terbentuk dalam kemasan seperti berikut -- kastengels dan nastar ala Bunda YR.
Catatan: Dalam kemasan -- yang tengah adalah nastar, diapit oleh kastengels, hehe...bukan pengantin aja yang diapit, kan, Pakde n Bude? Kue juga, hahaha...



Bude Cholik, selamat mencoba resep kastengels dan nastar ala Bunda yr, ya. Pasti ketika menguyah kastengelsnya yang kebayang tuh Bude tercinta, suit, suiiiit...

Memberi Rasa Nyaman Pada Anak

$
0
0

Percayakah Anda bahwa kalau kita membuat jadwal dengan teliti, tidak akan ada satu pun tugas harian kita yang terbengkalai? Begitu juga dengan jadwal yang harus kita buat untuk kebersamaan dengan si buah hati. Bagi para Ibu yang memang menjadi pure ibu rumahtangga, hal membuat jadwal untuk permata hati ini tidak akan sulit -- memberi rasa nyaman pada anak seperti menjentikkan jemari saja  -- just a piece of cake -- Tetapi bagaimana bagi para Ibu yang memiliki tugas ganda? Disamping sebagai ibu rumahtangga, juga harus membantu junjungannya (para suami) untuk tetap bekerja sebagai pegawai kantoran. Nah, bagi mereka yang memiliki tugas ganda ini, tidak jarang para ibu kehilangan kontrol diri ketika menghadapi buah hatinya. Banyak sekali alasan, badan lelah, masih banyak tugas rumahtangga yang menunggu untuk ditangani. Mereka terlalu mengharapkan anak-anak untuk mandiri. Rengekan manja mereka seperti tidak terdengar, meresap ke dalam rasa lelah, penat dan lain sebagainya.


Keadaan seperti ini, mustahil bisa memberi rasa nyaman dan aman pada anak walaupun ibu dan ayah ada bersama mereka. Kenikmatan bersenda bersama Ibu atau Ayah tercinta seolah tidak lagi menjadi prioritas, baik bagi anak ataupun orangtua.  Apalagi dengan adanya gadget, tenggelamlah mereka dengan kesibukan masing-masing. Ayah, Ibu, permata hati pun ikut sibuk dan memasuki sebuah nuansa generasi yang sering dipelesetkan sebagai "generasi menunduk." Tidak ada lagi komunikasi yang hangat. Mereka berdekatan, duduk dalam satu ruangan, namun seolah mereka sedang berada di tempat-tempat yang sangat jauh. Tidak saling sapa, tak ada lagi senda gurau mesra. Dan ini hampir berlaku setiap hari. Tiada hari tanpa gadget.
Sumber Gb.: ihei.wordpress.com
Aku, anakku, cucuku, juga memiliki kesamaan yang mirip seperti yang aku sebutkan di atas. Tidak bisa kami pungkiri lagi, memang gadget telah menyita waktu-waktu kami untuk selalu sibuk (atau menyibukkan diri?), hehe... Mungkin juga sebagian besar keluarga lain juga mengalami hal yang sama dengan keluargaku. Tapi pada saat-saat lepas dari gadget, kehangatan tetap terjalin, karena kami menyiasatinya dengan meluangkan waktu untuk permata hati (bagi anakku) dengan bermain (berguling-guling di tempat tidur) atau cerita di tempat tidur sebelum waktunya 'bobok' dan untuk sang Bunda (nenek) sepanjang siang ketika cucuku libur sekolah menyempatkan waktu untuk duduk ikut melihatnya bermain PS-4 Waktu yang tidak terlalu lama telah menjalin eratnya tautan hati kami, karena secara rutin lakukan sehingga tak terasa telah terbangun keeratan batin kami.

Anakku yang harus berangkat pagi sekali (05.30) ke kantor untuk menghindari kemacetan dan pulang setelah waktu Isha, sangat sedikit sekali mempunyai waktu bersama sang buah hati. Tapi seperti juga sang Bunda, anakku pandai menyisihkan waktunya untuk bermain dengan anak semata wayangnya. Ketika mereka bermain "Pok Ame-Ame" gelak tawa mereka berderai, mampu menyimpulkan senyum di bibirku. Bahagia rasanya. Berarti bukan kualitas waktu yang harus kita pikirkan, tapi kualitas waktu yang akan mempererat hubungan batin. 

Tapi, jangan salah, setiap hari libur kantor (Sabtu/Minggu) dua hari itu adalah milik sang buah hati. 

Yuk, bagi mereka yang belum menghayati bahwa quality is more important than quantity, silakan dipraktekkan dan rasakan sensasi eratnya ikatan batin yang terjalin. Hindari sebutan Keluarga Gadget, hehe... Aamiin.


Hari Raya Idul Fitri Saatnya Kumpul Keluarga

$
0
0
Sumber Gb.bbm.com

Suasana hari yang fitri masih terasa hembusannya di bulan Syawal ini.  Jadi tidak ada salahnya aku masih menyinggung soal Idul Fitri  H-1436.
Jauh sebelum hari yang fitri ini tiba, selalu hati tua ini berharap bisa berkumpul dengan anak/cucu/menantu/keponakan selengkap-lengkapnya. Tapi harapan tinggallah sebuah harapan, karena jarak yang menjadi kendala untuk bisa berkumpul tepat waktu amatlah sulit direalisasikan. Disaat yang satu sudah berkumpul, yang satu tidak bisa muncul karena harus memikirkan keluarga dari pihak suami, yang masih memiliki saudara-saudara yang lebih tua, tentu saja harus mendapat juga prioritas utama untuk dikunjungi. Terlepaslah harapan di hari pertama Idul Fitri untuk berkumpul dan bersilaturakhim. 

Tapi di hari kedua Idul Fitri, apa yang sejak tiga tahun yang lalu menjadi sebuah asa, saat itu terpenuhi. Alangkah gembiranya hati ini ketika anak-anak dari sepupuku (almarhum) yang amat dekat denganku, datang bersama dengan anak-anaknya mengunjungiku. Ternyata aku tidak saja menjadi Tante yang bahagia, tetapi juga telah menjadi seorang Nenek yang bahagia. Betapa tidak, cucu dari para keponakanku ini sudah demikian banyak. Tak mampu aku mengingat nama-nama mereka satu persatu, hehe... Mungkin setelah berkali-kali pertemuan baru aku bisa mengingat nama-nama cucu dari para keponakan itu. Waktu bergulir begitu cepatnya, sehingga tanpa terasa cucuku sudah ada yang jauh lebih tinggi dariku, hehe...

Lima orang anak dari sepupuku datang mengunjungiku di Hari Raya Idul Fitri kedua itu. Garis-garis wajah sepupuku (almarhum) tergambar pada paras cucu yang cantik dan ganteng. Terkenang betapa hangatnya hubungaku dengan sepupuku suami isteri (almarhum/almarhumah) ketika mereka masih ada. Saat para keponakan dan cucu keponakan datang, tak cukup jumlah kursi untuk tempat mereka duduk. Sengaja aku telah menggelar karpet dan tikar di ruang tamu dan di teras. Sayang sekali suasana keriuhan dan kegembiraan, indahnya kebersamaan, sama sekali tidak terekam kamera. #gakpunyakamerayangcanggihhehe...
Sepasang sepupuku tercinta dan lima pasang anak/menantu
Hanya foto bersama berikut ini yang membuat hati si renta ini berbunga-bunga. Alhamdulillah, semoga Allah masih memberiku kesempatan untuk memandang wajah mereka lagi di Hari Raya Fitri yang akan datang. . Aamiin, ya Robb.
7 orang keponakan berkumpul di hari yang Fitri bersama anak-anak mereka. Bahagianya aku.
Karena jarangnya bertemu, tentu saja aku sebagai seorang nenek dari cucu-cucu keponakan, tidak hafal nama-nama mereka. Aku akan menyampaikan usul melalui postingan ini agar setiap keponakan tercinta dari sepasang sepupuku tersayang, maupun keponakan kandungku (anak-anak dari kakakku almarhum) mengirimkan foto keluarga kecilnya untukku berikut keterangan nama-nama menantuku dan cucuku. Berarti aku akan menerima lima foto keluarga kecil dari sepupuku plus dua foto keluarga kecil dari anak-anak kakakku, hehe...#ngarep. Dengan demikian, andaikan tahun depan aku masih diberi kesempatan untuk menikmati kebersamaan, tidak ada lagi tanya yang sama, seperti yang selama ini aku ajukan, baik kepada keponakanku, maupun kepada cucuku: "Namanya siapa?"

Pertanyaan ini, Insya Allah, sudah akan menjadi sebuah tanya yang "basi". Lho koq basi? Iya-lah, karena sang Bunda yang renta ini sudah mampu menghafal satu persatu nama-nama cucuku. Yeeeaahhh...bahagianya.

Selamat Hari Raya Idul Fitri H-1436  -- Maaf Lahir dan Batin.


Ketika Takbir Menggema

$
0
0
Sumber Gb.twicsy.com
Ketika takbir menggema dan beduk dipukul bertalu-talu, sebelum datang waktu magrib, pesanan makananku untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri telah aku terima. Beruntungnya aku, di malam takbiran itu anak perempuanku yang tertua telah datang bersama suaminya dan dua orang cucuku. Jumlah lima ortang di rumah mungil Pamulang 2 cukup memadai untuk dihuni dengan leluasa. Tak apa hanya satu keluarga kecil yang datang bergabung denganku. Yang lain? Masih sibuk dengan persiapan Lebaran esok hari. Satu keluarga kecil yang lain, sedang berlibur ke Bali, menggunakan fasislitas bonus dua tiket pesawatgratis  ke Bali. Dua orang cucu sementara cukuplah untuk mengobati hati yang rindu, karena setahun sekali baru ada kesempatan bertemu.





Anakku melarangku untuk menyiapkan makanan Lebaran seperti ketupat, lontong, sayur ketupat dan lain-lain. Terlalu berat untukku, katanya. Tapi untuk memasak rendang dan ketupat ketan? Tentu saja mau gak mau harus aku sendiri yang turun tangan. Rendang memang sama dalam bentuk tapi akan berbeda dalam rasa bila di tanganku. #somsenihyee...

Membuat rendang sudah kumulai sejak dua hari sebelum malam takbiran, karena aku tidak bisa dan tidak mau mengolah rendang dengan sekaligus siap saji. Akan lain rasanya, bila mengolahnya, bersabar, telaten, agar meresap bumbunya, baik kedalam daging maupun kentang-kentang kecil yang telah ditusuk dengan beberapa tusukan diberbagai sisi. Bumbu lezat akan meresap kedalam kentang-kentang kecil itu. Daaan, bila digigit, kentang itu akan berwarna merah di dalamnya karena bumbu rendang yang telah meresap. Wajan super besar di atas kompor tetap terjerang dengan api yang amat kecil.

Kami pun sempat solat berjamaah berlima (aku, anakku, suaminya dan kedua cucuku.) Ternyata, ketika aku perhatikan hasil jepretan anakku ini, kelihatan bahwa aku sudah terlalu lelah. Lihatlah mataku yang "kuyu:" dan cekung, apalagi tanpa kacamata pula. Sedangkan yang berkacamata pun kelihatan bahwa aku memang lelah. Tapi kelelahan itu tidak aku rasakan karena malam itu aku dikelilingi oleh anak/menantu/cucu-cucuku. Sirnalah kelelahan itu melihat mereka begitu antusias mencicipi masakan yang terhidang di atas kompor. Mereka tidak sabar lagi menunggu makanan terhidang di meja makan, apalagi untuk menunggu saat esok harinya, jadi mereka makan, self-service ala bufet,  hehe... (#Cuci piring sendiri-sendiri donk...)

Seperti biasa -- seolah sudah menjadi tradisi bertetangga, pada malam takbiran itu, kami saling ber-kirim-kiriman makanan lengkap dengan lauk-pauknya. Beruntungnya aku malam itu ditemani oleh anak perempuanku, sehingga tidak sulit untuk membalas ataupun mengirim sebuah baki berisi makanan lebaran. Kalau aku yang bawa? Wah, karena badan sudah lelah, bisa-bisa, terjerembab dan makanan akan mubazir menyentuh lantai dan aspal di jalan raya. Alhamdulillah, Allah mengirim anakku untuk membantu tugasku ini. Rutinitas setiap Lebaran yang akan mempererat hubungan bertetangga. Aamiin.


Seusai solat Isha berjamaah  -- kuyunya mataku, namun senyum bahagia di bibirku.
 
Foto dengan keluarga kecil HerNiGaZi di rumahku, Pamulang 2. Lebaran pertama, 170715, seusai solat Ied.
Keluarga kecil Hernigazi pamit untuk menemui keluarga lain dari pihak besanku, sehingga tidak bisa lama tinggal untuk menunggu adiknya yang akan datang hari ini, namun entah jam berapa, karena harus nyekar ke makam Papanya dulu.

Terima kasih Hernigazi sudah berkunjung di Hari Lebaran tahun ini, bahkan bermalam dan bersama menikmati indahnya Malam Takbiran semalam. Semoga tahun depan kita berkumpul lebih lama, ya.
Aamiin.


Tantangan 20 Hari Ngeblog, Fun Blogging, 30 Juli 2015.

Idul Fitri H-1436

$
0
0
Siang hari pada hari Raya Idul Fitri pertama, keluarga kecil  Bontot permata hatiku datang. Juga dua keponakanku (anak kakakku yang paling tua, almarhumah) beserta anak-anak mereka. Berselisih jalan dengan anak perempuanku yang tertua plus keluarga kecilnya. Walaupun demikian, keriuhan dan keceriaan makan bersama, saling sikut dalam antrian, qiqiqiii... tidak mengurangi syahdunya Lebaran. Sayangnya, tidak tertangkap kamera. Lho kenapa? Karena gak ada yang bawa kamera canggih sih.





Aku dan keluarga kecil anak bungsuku.
Anakku dan cucuku

Tetapi narsis mah harus dengan menggunakan kamera hape si bontot. Hari Raya tahun ini bagiku adalah Hari Raya Idul Fitri yang paling berkesan, karena aku merasa dimanja oleh si Bontot  -- tidak boleh capek-capek masak, semua masakan lebaran hanya order dari tetangga yang makanannya ternyata lezaaat banget.
Tatapan kasih sayang seorang anak untukku.

Tapi, ada tetapinya juga, beberapa hari sebelum lebaran, aku diculik oleh si Bontot untuk bermalam di rumahnya dan kerja rodi dengan kegembiraan yang maksimal bersama dua Mbak yang membantu kami membuat kastengels dan nastar. Kata "culik" dan "rodi" telah membuat kami semua tertawa berbahak-bahak di malam hening  --   #apakatatetanggaya? Tak ada batas-batas dan sekat yang menjadi dinding pembatas antara majikan dan dua orang Mbak dan aku sebagai Ibu Suri, hahaha... Kami lelah bersama, tertawa bersama dan mencicipi kue-kue yang hangus pun bareng. Aiiih...andai setiap hari seperti ini, alangkah akan selalu indahnya kebersamaan. Kita memang semua sama di mata Allah, semoga anak-anakku akan tetap seperti itu, tidak akan menarik garis pembatas antara Majikan dan para Mbak yang membantu di rumah. Yang penting mereka tidak kebablasan jadi"songong" dan"nyalutak" or "bedegul", hehe...#adayangtaugakartinya? Alhamdulillah, sejauh ini tak pernah ada sikap dan kelakuan Mbak-Mbak yang tidak berkenan di hati kami. Semua oke-oke aja tuh, because we treat them almost as part of our family. Mereka nyaman, kita juga senang.

Foto-foto di Hari Raya Idul Fitri H-1436, bersama keluarga kecil anak bungsuku, bersama adikku perempuan plus suaminya dan anak cucu adikku. Jangan bingung, ya?


Mira, si bungsu beserta tiga orang cucuku.

Keduanya cucuku -- tanpa kacamata cucu keponakan dan yang berkacamata cucu kandungku dari anak bungsuku.
Catatan: Panggilan "Bunda" menjadi abadi karena cucu keponakanku ini. Sampai sekarang yang mengenalku, memanggilku dengan sebutan Bunda. Asyiik, jadi awet muda, wkwkwk... #curcolnihye


Di hari pertama Lebaran ini, hayoo, main dulu-duluan deh, siapa mengunjung siapa. Sebaiknya kan yang muda mengunjungi yang lebih tua. Tapi sangat sukar mengatur pertemuan seperti itu, karena faktor praktis dan ekonomis juga harus jadi pertimbangan. Jadi gak masalah yang tua mengunjungi yang muda dan sekaligus berlebaran dengan keponakan dari anak-anak sang adik. Ya, katakanlah, ngirit waktu, hehehe...
Begitulah terjadinya, pada hari Lebaran pertama itu adikku tidak mengunjungi aku, tapi akulah yang mengunjunginya, sekalian dalam perjalanan ke makan anakku lelaki, kemudian baru mengatur pertemuan demi pertemuan dengan semua saudara yang belum saling berkunjung.

Aku dan Mira dengan Kel. adikku.

Aku, adikku (s.i.) anak dan cucunya.

Beristirahatlah dengan tenang, anakku. Suatu saat kita akan berjumpa. Aamiin.


Perjalanan Menjemput Rezeki Dari Allah

$
0
0
Sebenarnya sudah lama aku ingin sekali membuat postingan tentang hal yang erat kaitannya dengan judul postinganku, yaitu tentang perjalanan menjemput rezeki dari Allah.
Tutup botol pembawa berkah dari Allah bergambar motor.



Beberapa bulan yang lalu, anakku yang seringkali mengadakan perjalanan dinas ke beberapa kota di luar Tangerang Selatan, bahkan di luar Jakarta, mengatakan padaku bahwa ketika membeli  minuman dalam kemasan botol, ia menemukan tutup botol yang bergambar "motor", namun ia sama sekali tidak pernah menghiraukan untuk mengurusnya. Tutup botol itu ia simpan dalam tasnya, hingga suatu saat secara iseng aku bertanya padanya: "Gimana tuh tutup botol koq gak diurus, sih. Emang gak percaya kalo itu memang ada hadiahnya?"
Perjalanan panjang telah kutempuh
Pemandangan yang mengobati malah lelah kutemui.

"Aah, udah di telpon ke kantor yang bersangkutan, tapi ribet banget, Ma, ngurusnya, jauh lagi, ke Cikarang. Mana mungkin bisa minta izin untuk urusan yang seperti itu." tukasnya

Waktu pun berjalan tanpa bisa dihentikan.

Entah apa yang membuat aku penasaran ingin tuntas mengurusnya. Maka suatu kali di bulan Mei aku katakan kepada anakku biarlah aku yang mengurusnya, andai dia tidak peduli dengan hadiah tersebut hanya karena alasan "ribet ngurusnya."

"Urus deh sama Mama, kalo Mama mau repot."

Memang seringkali aku melihat iklan di TV tentang hadiah-hadiah berbagai macam barang mulai dari mobil, motor, dan lain sebagainya, tapi aku tak pernah menyangka bahwa salah satu hadiah itu akan menjadi milikku. Sebenarnya milik anakku sih.

Tanpa menunggu lama aku telpon taksi langganan untuk mengantarkan aku ke alamat seperti tertera pada kertas yang aku terima dari anakku -- hasil pembicaraan dengan staff dari kantor pemberi hadiah dengan anakku -- Tertera nama orang yang harus aku temui. Tapi karena menurut anakku alamatnya jauh dan prosesnya ribet, dia menyerah untuk mengurus dan menyerahkan kepadaku. Aku gitu loh, pantang menyerah. Tuntaskah dulu masalah, kalau memang bukan rezeki, ya sudahlah, apa boleh buat. Kan, begitu? Mulailah petualanganku dalam perjalanan menjemput rezeki dari Allah ini. Hasilnya? Hadiah konkrit dari PT AJE Cikarang. Bravo PT AJE. Terima kasih.
Hehe...daripada cuman dipegang-pegang, kan lebih baik dilipet-pet-pet

Untungnya aku menggunakan taksi langganan yang bisa membantuku untuk mencari alamat di wilayah yang sama sekali baru aku kunjungi. Ribet, memang betul kata anakku. Tapi masa sih hadiah mau dianggurin dan melayang begitu saja seperti sehelai bulu ditiup angin. Yang seperti itu tidak ada dalam pikiranku.

Nah, singkat cerita, #daritadiudahcerita, hehe...panjang banget. Karena aku yang menyerahkan tutup botol itu, maka harus namaku juga yang disebutkan dalam Berita Acara. Jadilah nama lengkapku tertera di Berita Acara. Selesai, aku pulang dan menunggu lagi kurang lebih satu bulan baru dapat kabar pemberitahuan resmi dari Pimpinan Perusahaan bahwa tutup botol yang aku serahkan memang asli dan aku berhak menerima hadiahnya. Yeeeaaayyy....Motor Honda Beat keluaran terkini akan menjadi milikku.

Terbetik dalam benakku, untuk apa aku parkir motor itu, kalau aku tidak akan mengendarainya, hahaha... Anakku sudah memiliki Vario dan anakku yang lain sudah punya mobil. Jadiiii....lebih baik aku lipet aja deh nih motor Honda Bea. Uangnya lebih berguna untuk mencetak buku-buku yang masih menunggu dana, hehe... Karena aku pastinya mengirimkan ke Penerbit Indie. Itu kalau mau cepat terbit, kalau mau menunggu tahunan, ya, boleh-boleh aja sih mengirimkannya ke Penerbit Mayor. #koqjadingelantur.

Surat-suratnya belum diurus, baru sebuah faktur yang ada ditanganku, karena niatku untuk dijual aja. Yuk, kalau ada pembaca postingan ini dan berminat membelinya aku di "japri" ya. Harga bersaing lho... Butuh bantuan untuk ngurus surat-suratnya? Aku pun bersedia jadi penjual jasa, hahp-hah-hah... #promosi

Nah, perjalanan menjemput rezeki dari Allah akan benar-benar menjadi rezeki yang bisa aku gunakan untuk mengirimkan naskah-naskahku ke Penerbit Indie, andaikan motor Honda Beat model terkini ini bisa cepat melaju ke tangan pembeli, hehe... Insya Allah.


Catatan: Tantangan Fun Blogging -- 20 hari Ngeblog

Berbagi Rezeki

$
0
0
Source:turbosquit.com
Postinganku tanggal 1 Agustus 2015 berjudul "Menjemput Rezeki dari Allah" ternyata membuahkan satu kesempatan kepadaku untuk berbuat ikhlas dengan berbagi rezeki. Kenapa? Karena ternyata Allah menguji keikhlasanku melalui sebuah kejadian yang menimpaku.  Ceritanya, begini:



Pada hari Sabtu, tanggal 1 Agustus setelah mengikuti acara "Temu Kangen Unicef Staff Lintas Generasi" lanjut aku teruskan kunjungan keluarga ke Majalengka, dan beberapa wilayah pedesaan di sekitar Majalengka. Aku bermalam di rumah si Mbak yang bekerja membantu anakku di Green Bintaro Residence. Menurut beliau tempat tinggalnya sebuah desa yang berudara sejuk, airnya dingin sekali. Sawah-sawah masih memberikan hasil walaupun musim panas  masih sering menyapa wilayah Majalengka, sama saja seperti di wilayah Tangerang Selatan. Dengan berdalih serba kebetulan -- kebetulan permata bontotku mempunyai waktu luang, kebetulan aku baru terima monthly allowance, hehe...jadi bisa hunting oleh-oleh, dan kebetulan ada sebuah mobil bagus yang bisa disewa. Adikku yang laki-laki kebetulan pula sedang libur. Rencana dadakan pun dilaksanakan berkat serba kebetulan dan tentunya atas izin Allah Swt...

Foto nyomot dari Grup Temu Kangen Unicef, Bogor, 010815

Apa sih yang dimaksud dengan Berbagi Rezeki? Eeiits, sabar dulu donk, ikuti aja deh ceritaku ini.

Kampung si Mbak yang sering diceritakan kepada kami sebagai sebuah desa, ternyata sama sekali tidak menampakkan ciri-ciri sebuah desa, tapi sudah merupakan sebuah perkotaan. Rumah si Mbak lebih luas dibandingkan dengan rumahku di Pamulang, walaupun bangunan masih kelihatan agak berbentuk tradisional, tapi luas dan sedap dipandang mata. Tanaman bunga bugenville dua warna di halaman depan rumahnya sedang berbunga. Cantik, tanpa daun. Memang bunga bugenville menyukai teriknya mentari..

Ketika malam tiba suasana yang sunyi mencekam, padahal baru pukul 19.00. Hening disekitar. Ruangan yang luas, mengundang keinginan untuk segera melompat ke atas karpet tebal yang telah digelar, di atasnya dihampar sehelai bed-cover. Si Mbak, aku dan puterinya berusia 12 tahun mulai kedinginan berlomba mencapai alas tebal yang menanti. Suasana menjadi riuh dan gema tawa memecah ruangan. Tak ada batasan Majikan dan si Mbak. Ternyata si Mbak punya koleksi selimut dengan warna-warni yang cantik. #kalahdehakuhehe... Dan menurutnya hampir setiap rumah memiliki lebih dari 3 lembar selimut serupa untuk menahan tubuh dari dinginnya malam. #surveykaliya.

Pagi harinya ketika udara masih dingin, kami berlomba berjalan cepat menuju sawah-sawah yang terhampar. Mulailah sesi narsis-ria dengan berbagai gaya, ada yang seolah hampir terjatuh di galangan sawah, dengan mimik setengah berteriak. Ada yang memanjat tanah terjal. Pokoknya, berpose abis-lah, agar tidak penasaran sepulangnya dari Majalengka.
Source: gambar-gambar.com (ft indah seperti ini ada dalam hapeku yang hilang, hiks).
Source: palembang-tribunnews.com (gb.serupa ini pun ada di hapeku yg hilang.

Berbagai tanaman aku foto, ada pohon bawang merah, pohon kacang panjang yang ber-deret dengan kacang panjangnya yang indah menjuntai. Aku bidik bersama Petani dengan topi caping. Foto-foto berhasil  aku bidik dengan kamera SONNY andalanku. Hasilnya sangat bagus, apalagi fotoku yang berpura-pura hampir jatuh itu, sangat alami. #mujidirisendiri.

Dalam perjalanan pulang, kedua handphoneku aku letakkan di pangkuan, karena silih berganti aku pakai. Hape SONNY untuk membidik agak lemot, namun hasilnya okpu. Yang Nokia Asha bisa cepat 'dikendalikan' dan dengan mudah 'di-zoom. Karena itulah ketika ada pemandangan alam yang memesona, Gunung Cereme, tak ayal lagi aku ingin ber-narsis ria dengan background Gunung Cereme. #huuuhsibunda!
Pastilah itu tugas si Nokia Asha, hehe... Tanpa pikir panjang lagi, aku buka pintu mobil, aku turun dan mulai berpose. Ketika itu aku sangat yakin mendengar sesuatu yang jatuh ke tanah, tapi kenapa kepala ini tidak mau menunduk untuk melihat. Karena bunyi yang jatuh itu pastilah hape Sonny-ku yang android itu, yang memuat semua foto-foto narsis kami dan pemandangan pedesaan yang memukau. Semua sirna, semua lenyap. Gone with the wind.

Anehnya ketika aku sadar pada jarak yang cukup jauh dari lokasi bernarsis-ria bahwa hape Sonny-ku sudah tidak ada, aku begitu santai dan mengatakan: "Aduh, hape Mama gak ada, nih. Aduh pasti jatuh di lokasi yang tadi deh. Mama yakin banget jatuhnya di sana."

Seisi mobil hening, tanpa suara, padahal sebelumnya penuh canda dan tawa selama dalam perjalanan, apalagi adikku dan si bontot sangat "klop" kalau dalam soal "ngabobodor."*)

"Allah mengatur umatNya untuk berbagi rezeki dengan jalan ini. Siapapun yang menemukannya, pastilah dia sekarang sedang diliputi kegembiraan.

"Iya sih, memang Mama pastinya kecewa, tapi  bukan karena kehilangan hape, tapi karena kehilangan apa yang ada di SIM Card dan Memory Card," tukasku  #menghiburdiri? Berbagi Rezeki? Iya! Karena yakin hape itu sekarang sudah dilipet sama yang menemukan, hehe...

Tadi pagi aku sudah ke Gerai Telkom, melaporkan kehilangan handphoneku dan minta agar nomorku 081213563584 di-matikan, kemudian aku minta ganti kartu baru dengan nomor yang sama. Yeeeaay...aku tetap memiliki nomor semula, walaupun harus mengerjakan PR yang panjaaang. Ini seandainya aku sudah memiliki handphone baru, lho. Selama belum punya hape baru, ya tugasku hanya mengisi pulsa ke nomor ini, agar kartu tidak mati, hehe...

Service OK dari Gerai Telkom

*) ngabobodor = melucu (dr.bahasa Sunda).

Sansevieria-ku Tetap Terawat

$
0
0
Malam ini pikiranku buntu, tak ada ide yang mampir dalam benak. Aku tetap berpikir apa yang akan aku tulis. Mengingat opini dari seorang Blogger Kondang, Pakde Abdul Cholik, yang pernah bilang bahwa ide itu berseliweran dimana-mana. Tinggal kita aja tuh yang harus pandai-pandai menangkapnya. Tapi sampai jam segini, setelah listrik hidup sejak jam 15.00 tadi sore, tetap saja ide apapun belum muncul. Aku kan sedang di rumah, tidak dalam perjalanan, masa sih harus OMPONG susunan postingan untuk memenuhi Tantangan Ngeblog 20 hari. Aduuuh, apa ya yang akan aku tulis, hiks, hiks.



Tiba-tiba aku teringat akan pot-pot tanamanku di rumah Pamulang yang sudah hampir 8 (delapan) hari tidak pernah aku tengok. Biasanya aku menengok rumahku satu sampai tiga kali dalam seminggu -- khusus untuk menyiram tanamanku dalam pot-pot yang berderet di lantai dua rumahkua agar Sansevieria-ku tetap terawat.

Aku merasa beruntung, sebulan yang lalu seseorang menawarkan jasanya untuk merawat rumah (bersih-bersih) dan menyiram pot-pot kesayanganku ketika aku tidak ada. Gayungpun bersambut. Aku kenal baik dengan tetangga yang menawarkan jasa untuk merawat rumahku. Alhamdulillah, aku jadi tenang -- tidak perlu 3 kali dalam seminggu menengok rumahku.  Kunci ekstra aku berikan kepadanya. Ikhlas dan keraguan -- demi Sansevieria-ku tetap terawat.

Hari Jum'at minggu yang lalu sebelum ke Majalengka aku mampir menengok rumahku sebelum nyekar ke makam anakku. Aku menyerahkan kunci rumah kepadanya, sehingga dengan kebaikannya beliau bersedia pula membersihkan rumahku, kecuali kamar --  atas permintaannya -- agar dikunci saja. Tapi aku tetap bersikukuh memintanya untuk juga membersihkan dua buah kamar di rumah mungilku itu.

Tadi pagi ketika aku ke Gerai Telkom di Serpong untuk melaporkan kehilangan handphone -- juga meminta Telkom untuk mengganti kartu dengan nomor yang sama -- Service yang memuaskan dari Ghra Telkom kuterima dan dapatlah aku kartu baru dengan nomor SIM Card yang hilang. Nomor kartu lama otomatis "mati".

Menunggu datangnya handphone baru, aku tetap harus membeli pulsa ke Counter Pulsa agar kartu baru yang aku miliki tidak mati. Oops, maaf aku jadi ngelantur... Tapi ngelanturku ada hubungannya dengan isi postinganku. Karena mungkin kalau aku tidak ke Ghra Telkom, aku belum akan mampir menengok rumahku di Pamulang, khususnya Sanseviera-ku. Kenapa? Karena sepulangnya dari Ghra Telkom, Serpong,  melewati jalan  ke Pamulang, tak ayal lagi aku putuskam untuk mampir dan menengok rumahku.

Alhamdulillah, tanaman dalam pot-pot tetap subur dan rumahku bersih. Kawat-kawat nyamuk bersih. Begitu pula meja, kursi, lantai, tangga ke atas -- bersih semua. Aku puas menerima kebaikan tetanggaku itu. Walaupun dia tidak menyebutkan imbalan, aku tetap memberinya tanda terima kasih dan aku anggap sebagai sedekah. Pemberian yang tidak seberapa itu membuatnya menyusun kedua telapak tangan di dadanya, sambil berucap: "Alhamdulillah, terima kasih, Ibu, koq repot-repot," katanya dengan senyumnya yang ikhlas.

Dengan adanya bantuan dari tetangga yang baik hati ini, aku jadi lega. Hari Sabtu ini aku mulai mengajar lagi, leganya hati karena rumahku bersih. Allah menyayangi aku, diberinya aku jalan keluar untuk kerepotan mondar mandir Ciputat-Pamulang dengan munculnya seorang yang sama sekali tidak aku duga mau menjalankan tugas bersih-bersih rumah. 

Belajar Bahasa Inggris

$
0
0
Source:mediaonline.com
Memang betul juga apa yang dikatakan oleh Cikgu Ani Berta, kalau kita rajin blogwalking, maka kita akan mendapat banyak ide, entah itu tentang tema, apakah itu tentang kosakata yang bisa kita comot dan kita masukkan ke dalam postingan. Seperti pagi ini aku jalan-jalan ke blognya Mak Istiana Sutanti dan membaca satu postingan di linknya http://istiana.sutanti.com/2015/08/04/practice-doesnt-makes-perfect/ (seharusnya: practice doesn't make perfect -- doesn't harus diikuti dengan infinitive "make") tapi sudahlah lupakan, pasti itu karena jemari Mak Istiana yang kecepetan menari di atas toets keyboard). Konten postingan Mak Istiana bagus dan menginspirasiku untuk mengulas tentang belajar bahasa Inggris. Terima kasih Mak Istiana sudah menginspirasi Bunda.

Apa yang membuat mencuatnya inspirasiku untuk menulis postingan ini? Paragraf awal postingan Mak Istiana yang menggelitik -- yang ini: 

Pernah gak ngerasa atau mengalami deh 1 kelas, misal kelas bahasa inggris. Ada 1 orang yang jagonya bukan main, padahal waktu yang kita habiskan di kelas sama, soal-soal yang dikerjakan pun sama, gurunya juga, tapi dia bisa jauh lebih baik dari kita. Terus kita kurang apa donk? Kurang latihankah? Iya sih kita gak tau dia gimana kalau di luar kelas, tapi setidaknya kita sudah punya waktu belajar serta tingkat latihan yang sama kan ya sama dia. Nah, ternyata waktu dan tingkat latihan itu semua gak cukup untuk bikin kita ahli di bidang yang satu itu.

Catatan: Menurutku apa yang dilakukan di kelas bersama-sama adalah "belajar" sedangkan yang kita lakukan sendiri, dimana saja, kapan saja...(asal gak sambil minum Coca Cola, hehe...).itulah yang disebut latihan atau "practice" 

Belajar bahasa Inggris -- aku memberikan pelajaran secara free-of-charge a.k.a. gratisan  --  untuk anak-anak yatim di lingkungan wilayah tempat tinggalku di Pamulang. Kini, aku akan mulai memberikan pelajaran bahasa Inggris untuk anak-anak SMP kelas tiga, setelah libur selama dua minggu menjelang Lebaran. Pelajaran akan dimulai hari Sabtu, terkadang hari Minggu.  Karena les diadakan di rumahku yang sempit jadi aku hanya menampung pertama kali lima orang murid. Selebihnya akan mulai diadakan di kantor Yayasan sebuah Mesjid di wilayahku dan menerima jumlah murid yang lebih banyak. Insya Allah.
Source: media-online.id
Lima orang murid belajar bahasa Inggris -- dari kelas yang sama, memiliki jadwal pelajaran juga, yang sama, memakai buku yang sama di sekolah, namun ada keanehan yang tertangkap olehku. Diantara lima orang murid, setelah belajar kurang lebih 5 bulan, seminggu sekali @1 jam (tapi prakteknya seringkali sampai 2 jam), ternyata quality mereka tidak sama. Kenapa? Karena satu diantara mereka memiliki tingkat keseriusan yang berbeda, daya tangkap yang berlainan, dan juga percaya diri yang kuat, sehingga tidak segan-segan untuk mengikuti setiap ucapan yang harus mereka tiru --  hanya satu yang berhasil. Yang lain, malu-malu serta ragu, seolah telinga mereka takut mendengar suara mereka sendiri. Dan sikap yang seperti ini tidak direkomendasikan dalam belajar bahasa Inggris.  Imitating is the most important thing in learning the English language. Seperti anak kecil yang baru pandai berbicara, juga menjadi pintar bicara karena meniru ucapan orang-orang di sekitarnya. Banyak mendengar, meniru, kemudian dia jadi pintar bicara. Setuju? 

Pada awal belajar denganku, kelima muridku ini tidak bisa melafalkan abjad dalam bahasa Inggris. Lho koq bisa? Bisa aja, karena di sekolah mungkin hal ini dianggap hal yang "sepele". Bagiku ini hal penting yang harus mereka kuasai, setidaknya mereka bisa mengucapkan alfabet dalam bahasa Inggris, walau alon asal kelakon, aku terapkan di kelompok kecil ini. Bagaimana mungkin mereka bisa mengeja nama masing-masing tanpa bisa mengucapkan huruf alfabet dalam bahasa Inggris. Iya, kan? Yuk, ajarkan anak-anak Anda untuk menyanyikan huruf-huruf alfabet ini dalam bahasa Inggris, pasti mereka suka. Biasakan mereka untuk menyanyikannya setiap kesempatan yang luang. Ujilah mereka dengan mengeja nama sendiri dalam bahasa Inggris. Bagi yang sudah hafal alfabet dalam bahasa Inggris tentu akan mudah melakukannya.
Frankly speaking, bahasa Inggrisku pas-pas-an banget, tapi aku suka membagikan ilmuku yang teramat sangat sedikit ini kepada yang mau dan membutuhkan. So, yang penting serius dan mau belajar.
Bisa juga dengan mengulang berkali-kali setiap kata dalam buku coretan, sehingga terbayang dalam benak susunan huruf dari setiap kata. Sulit? Tidak juga, asalkan punya niat segala kesulitan bisa ditanggulangi.

Memang benar Practice Makes Perfect is not always true, but at least we can learn that without doing practices we'll  gain nothing.




Viewing all 434 articles
Browse latest View live