Tersinggung-kah aku?Why should I? Itu... kejadian tahun 2009 ketika aku mulai melakukan kegiatan nge-blog. Demi tujuan murni untuk memelihara blog yang dengan kening berkerut telah aku ciptakan, walaupun templatenya sudah tersedia, terpaksa aku pura-pura tidak mendengar ocehan mereka.) Tidak jarang ada selentingan menampar telingaku ketika melihat aku keluar rumah seusai magrib. Hampir setiap hari. Kicauan sampai ke telingaku selalu saja hampir sama: "Lansia Koq Ngeblog Sih!". Lho! Emang ada larangan? Aku jadi sewot, tapi cuma dalam hati. Tidak elok kalau langsung menyerapah mereka yang kekurangan bahan untuk dijadikan gosip.
Gosip tidak akan menyurutkan niatku meninggalkan rumah. Tujuanku? Pastilah Warnet -- w-a-r-n-e-t. Iya, Warnet, karena tahun itu di rumahku belum berlangganan jaringan internet. Sedangkan kegiatan menjaga blog agar tidak lumutan susah dihentikan. Biasalah, kalau baru tahu asyiknya aktivitas online, sepertinya semakin lama mantengin monitor, koq ya semakin addicted untuk duduk berlama-lama di Warnet.
![]() |
Bisik-bisik tetangga (Sumber gbr. ashwatulhaq) |
Nenek Funky.Hehe...ini yang aku suka. Mungkin mereka bosan juga tuh melontarkan tanya seperti di atas untukku. Lha, aku tidak pernah menggubrisnya. Masabodoh! Yang penting blog yang kumiliki harus dikunjungi sesering mungkin. Ada uang aku ke Warnet, gak ada uang? Ya, 'ngedekem' di kamar baca-baca tip dan trik dari buku-buku yang aku beli sambil berbaring santai. Alhamdulillah, aku selalu menghargai waktu. Karena waktu yang di-sia-siakan tak akan pernah mampu kita grap kembali. Alih-alih mereka membrondongku dengan pertanyaan seputar kenapa aku sering sekali meninggalkan rumah, aku hanya menjawabnya dengan senyum. Mereka pun akhirnya jadi sungkan.
Boleh ya, aku pinjam istilah anak-anak muda: "Badan, badan gue, kemauan, kemauan gue, kenapa lo yang musti repot? Gue punya blog. Lo tau gak apa itu blog?" Ternyata mereka tahu lho!Yang mereka tidak tahu adalah sesuatu yang sedang aku kejar. Sesuatu yang tidak mudah untuk mendapatkannya tanpa keseriusan merawat blog. Bagaimana mungkin petugas JNE berulang-kali membawa paket untukku, kalau bukan hasil dari merawat blog dengan penuh perhatian, walau terkadang aku suka lengah, tapi cepat tergugah kembali. Pernah mereka aku ajak ke Warnet agar mereka tahu apa sebenarnya yang aku kerjakan dengan harapan mereka tidak lagi berkomentar: "Lansia Koq Ngeblog, Sih!"
Aku tidak pernah kesal atau marah dengan keingintahuan mereka. Ada waktunya mereka akan bosan. Benar juga akhirnya setelah mereka melihat apa yang aku lakukan di Warnet, jadilah mereka penggemarku, hehe... Eeeyaa...malahan aku mendapat julukan dari mereka: Nenek Funky.
Jauh dari rasa dilecehkan, aku jadi bangga karenanya. Bayangkan aku yang sudah berumur 70 tahun (2009) diberi predikat Nenek Funky. Ini gara-gara aku selalu menyisihkan waktu untuk blog-ku. Aku harus mengisinya dengan postingan. Kalau gak mau ngisi ya, jangan punya blog. Kebanyakan para Ibu yang semula mencemooh kegiatanku akhirnya memuji kegigihanku. Aku katakan kepada mereka kegiatan yang sedang aku lakukan adalah kegiatan yang positip. Sebuah kegiatan untuk menjaga kestabilan saraf otakku agar tetap tidak cepat dihinggapi penyakit pikun. Mereka ber-decak kagum. Sebutan Nenek Funky menjadi julukan yang enak menyentuh telingaku akhirnya. Setiap saat kami berkumpul baik dalam arisan, atau pun sedang melakukan kegiatan jalan pagi mereka memanggilku dengan sebutan itu.Yeeeayy...Nenek Funky...it's me guys! Who cares dengan sebutan itu. Iya, gak sih?
![]() |
Apa? Nenek Funky? Aku? Ah, yang bener! Yang ini baru tuh Nenek Funky, asli! (Source gbr. Indonesiaindonesia.com/image hosting/image145.html |
Kegiatan Positip Menyebabkan Aku Mendapat Predikat Penulis.Penulis? Iya, kan katanya kalau seseorang rajiiin... banget menulis, sudah boleh disebut Penulis. As you are not well aware, rekan yang bukan blogger -- punya blog, ya, harus diurus dengan cara diisi postingan. Kegiatan nge-blog yang aku lakukan sebetulnya banyak menimbulkan pro dan kontra dari keluargaku. Mereka tidak mendukungku.
Setiap kali aku sedang asyik membuat postingan, anakku menyuruhku istirahat, tidur. Padahal waktu masih pukul 20.00. Terkadang jarum jam baru menunjukkan pukul 19.00 perintah untuk tidur secara tidak langsung bisa aku tangkap -- tirai ruangan ditutup, kipas angin dimatikan, sebagian lampu rumah dimatikan. Wah, ini merupakan alarm -- aku harus ikut juga ke kamar -- tidur. huhuhuuu...postinganku tertunda, ide pun akan berlarian meninggalkan benakku.
![]() |
Pusing ngisi Blog kalau stuck upload foto (Sumber gb.merdeka.com) |
![]() |
Ini juga cerita di balik blog -- gak punya blog, apa bisa aku sampai di acara keren ini? |
Untuk memelihara blog (bukan cuman anak lho yang harus dipelihara dan disayang). Blog juga.Tak segan-segan aku merepotkan rekan blogger -- tempat bertanya -- bagaimana caranya membuat ini dan melakukan itu. Gambar agar bisa ditampilkan dalam postingan blog kemudian harus nge-link ke URL lain. Chatting melalui inbox seringkali aku lakukan dan rekan blogger yang baik hati selalu memberikan solusi. Bukan karena aku malas lho, tapi hal ini bisa juga sebagai jalan untuk akrab satu sama lain, hehe...Terkadang aku mencari sendiri dengan melakukan googling untuk memecahkan kesulitanku.
Blog akan terlihat gersang tanpa foto-foto yang menghias untuk mempermanis tampilan. Nah, anak-anakku tidak bisa dijadikan tempat bertanya. Kenapa? Karena mereka tidak ada yang memiliki blog, walaupun sudah aku bujuk untuk membuka akun gratis di blogger.com, tetap saja mereka belum berminat. Alhasil, aku harus berusaha ke foto studio untuk memindahkan foto-foto hasil jepretan dengan telepon genggamku yang jadul ke flashdisk. Dengan demikian aku bisa meng-uploadnya ke postingan.
Blogger yang sudah mahir, melakukan hal tersebut di atas sangatlah mudah, bagiku menjadi hal yang sulit untuk dilakukan. Melihatku yang selalu wara-wiri naik ojek ke studio foto, menjadikan mereka semakin tidak men-support aktivitasku. Demi blog-ku, aku enjoy saja sih melakukannya, bahkan semakin semangat. Tak terpikirkan olehku energi yang terkuras untuk naik ojek. Tak terasa olehku angin kencang yang menerpa pipi dan jilbabku. Yang penting, foto-foto harus di-upload ke postingan. Jalan satu-satunya, karena aku belum menguasai teknik bla-bla-bla...ya memindahkannya dari hape ke flashdisk dengan bantuan Operator di Foto Studio. Card-reader-ku? Pecah kedudukan sang cucu, wuahahahaa...
Bertahun hal seperti itu aku jalani dengan penuh kesabaran. Awas! Suatu saat nanti kamu pasti bangga akan Mama-mu ini. Begitu kira-kira warning yang terukir di dalam hatiku. Mentang-mentang aku Lansia, ya, kalian tidak mengizinkan aku melakukan sesuatu yang membuat segumpal daging di dadaku tersentuh perasaan senang. Aku tahu kalian menyayangiku dan ingin memanjakan aku dengan memintaku untuk duduk manis.
Tahukah kalian, anak-anakku, andai aku tidak mengaktifkan otakku yang sudah hampir punah dimakan usia, apakah kamu, kamu, dan kamu, mau ngurusin aku? Apa kamu mau menyisihkan waktumu dengan sepenuh ikhlas merawat dan memerhatikan segala kebutuhanku? #sambilberdoa "Ya, Allah, jangan biarkan hal ini terjadi. Jangan kau biarkan aku menjadi tumpuan beban buat mereka. Dan jangan kau biarkan aku menyebabkan mereka berdosa kepadaku -- karena di hati mereka, diakui atau tidak, disadari atau tidak, pasti akan timbul rasa kesal, marah, dan entah apa lagi.Ya, Allah, kabulkanlah. Jabahlah do'aku, ambillah aku dalam keadaan khusnul khotimah, tanpa cucu anak dan menantuku terbebani oleh penyakitku. Aku menyayangi mereka. Sangat. Bukalah pintu hati mereka untuk mengizinkan aku memiliki kegiatan me-refresh benakku. Aamiin, Ya, Robbal'aalamiin.
Allah Maha Pengasih dan Penyayang. Do'aku dijabahnya.Waktu terus bergulir. Cerita dibalik kegiatan blog ini pun berlanjut dengan sebuah kejutan yang manis. Bergelut dengan blog menyebabkan aku memiliki banyak teman. Blog menjadi jembatan rekan-rekan baru yang berusia jauh di bawah usiaku mengenalku (walaupun bukan orang terkenal, tak apa...). Berkat ngeblog banyak yang mengajak aku untuk mengikuti kontes menulis antologi. Satu per satu ajakan dari mereka yang mampir ke inbox di Fesbuk atau langsung ke telepon genggamku, tidak pernah aku lewatkan. Aku ikuti kata hati mencobanya, siapa tahu aku memiliki talenta menjadi Penulis. Tanpa aktivitas nge-blog, mana mungkin aku bisa memiliki kesempatan seperti itu. Pastinya aku akan tetap seperti katak di bawah tempurung. Ironis sekali.Tak seorang pun yang bisa mengubah diriku selain aku sendiri. Betul sekali memang harus ada dorongan dari diri sendiri untuk
menciptakan peluang yang akan membawa kita kepada kesempatan yang lebih baik.
![]() |
Melalui blog, peluang ini datang menghampiri (Allah memberikan rezeki untukku melalui Light of Women), dalam sebuah ajang Lomba Menulis #BeraniLebih, 16 Juni 2015 (Aku dan Mak Maya, Founder LofW) |
Alhamdulillah, ternyata pada lomba antologi pertama, aku dinyatakan sebagai Penulis Cerpen Terbaik dari sejumlah peserta lebih dari 600 orang (kata penyelenggara). Opo ora hebat? Kemudian peluangku mulai terbuka -- memenangkan berbagai GiveAway, baik berupa uang atau pun buku-buku dan materi dalam beragam bentuk. Senangnya! Betapa pun menyakitkan sorotan orang-orang di sekitarku, kegiatan ngeblog akan aku teruskan. Harus. Sudah semestinya aku menjalankan aktivitas ini dengan serius karena aku semakin sadar adanya peluang di sana.
Cerita di balik kesibukanku ngeblog yang tidak didukung oleh orang-orang tercinta di sekitarku, ternyata berakhir pada awal tahun 2013. Waktu yang cukup panjang untuk meyakinkan mereka. Sebuah ajang yang spektakuler diadakan dalam rangka ulang tahun pertama grup Kumpulan Emak2 Blogger, awal tahun 2013. Atas ajakanku, anak, cucu dan menantuku berkenan untuk hadir. Di sanalah, di ajang itulah keluargaku menyaksikan aku menaiki panggung untuk menerima predikat sebagai Srikandi Lifetime Achievement 2013. Sudah pasti berkaitan dengan aktivitasku: Ngeblog.
Ada yang memperhatikan mereka rupanya. Anak-anakku menitikkan airmata, bukan airmata kesedihan. Mereka merasa terharu karena bangga. Tidak kuduga aku berhasil menuai sebuah apresiasi dari grup Kumpulan Emak2 Blogger. Semua karena aktivitasku di dunia blogging. Tidak mustahil juga karena faktor usiaku. Aku bersyukur karena usiaku yang Sepuh, predikat tersebut bisa aku raih, sehingga mematahkan komentar dalam judul postingan ini“Lansia Koq Ngeblog, Sih!”
Usiaku, keseriusanku yang pantang mundur, walaupun pada awalnya tidak mendapat dukungan dari keluarga tercinta, telah aku buktikan. Aku tidak main-main dalam meraih peluang, apa pun. Bayangkan, bisakah aku meraih predikat yang membahagiakan diriku tanpa BLOG dengan segala pernak pernik yang harus selalu aku pelajari dalam melaksanakan aktivitas ngeblog? Jawabannya tentu saja: "Tidak, tidak mungkin peluang itu akan menghampiriku tanpa usaha!"
Menyaksikan Sang Mama naik panggung, sejak itu anak-anakku selalu memberikan dukungan untuk aktivitasku, baik online (dengan hadiah sebuah Laptop ACER) dan finansial, untuk ongkos taksi. (sebenarnya aku lebih sering naik ojek. Lebih afdhol. Menghindari kemacetan. Asyiiik... Beberapa kesempatan telah terbuka: keluar rumah untuk refreshing, melakukan networking yang sangat dianjurkan oleh Founders Fun Blogging, menimba ilmu gratis, walau berbayar sekali pun, biayanya teramat sangat murah dibandingkan dengan valuable knowsledge and skill yang kita dapatkan.
Setelah itu peluang demi peluang aku seperti hadiah bagiku. Grup Fun Blogging memberikan kesempatan kepadaku untuk membuat job review, Lomba Menulis 20-hari non-stop. Fun Blogging memberikan peluang kepadaku menjadi Narasumber di sebuah acara yang diadakan oleh BlogDetik. Fun Blogging memberikan arahan kepadaku bagaimana menulis dengan baik serta membuat blog konten yang menarik. Dan Fun Blogging selalu mampu memacu semangatku untuk mengisi blog, smampu mungkin, secara konsisten. Selain banyak peluang karena kegiatan ngeblog, aku juga tidah bosan untuk menambah ilmu yang akan membuat kepiawaianku ngeblog bertambah. Tidak mudah memang, tapi aku harus bersemangat untuk belajar agar bisa lebih baik mengelola blog.
Aku bangga pada diriku. Kegiatan mengisi blog ini, Insya Allah, akan aku teruskan hingga jemari ini tidak lagi mampu menekan toets keyboard laptopku. Semoga Allah mendengar tekadku dan menjabah do'aku agar aku mampu lebih jauh mengikatkan diriku dengan blog, tanpa melupakan saat-saat di mana aku harus mengingatNya. Aamiin, YRA.